Manajer Project JICA Jepang Sebut Illiza dengan Visi Banda Aceh Kota Kaloborasi, Optimis Program Mitigasi Bencana berjalan lebih Baik

banner 120x600

BANDA ACEH – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama kebencanaan antara Indonesia dan Jepang. Salah satunya, dengan dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah lama berkiprah di Aceh, khususnya di Banda Aceh.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Illiza saat menerima kunjungan Project Manager Kamaishi-Aceh Partnership Project yang juga merupakan bagian dari JICA Partnership Program, Eri Hosoe, beserta tim dan stakeholder terkait di pendopo, Jumat, 25 Juli 2025.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Illiza berharap kemitraan kedua negara yang sama-sama rentan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, dapat terus berlanjut. “Khususnya untuk penguatan kapasitas masyarakat menuju Banda Aceh sebagai kota tangguh bencana,” ujarnya.

Ia pun sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah Jepang melalui JICA selama ini bagi Banda Aceh. “Kita juga sedang merencanakan pelaksanaan kegiatan tsunami drill berskala besar dua tahun sekali dan setahun sekali untuk skala reguler,” katanya.

Selain itu, Pemko Banda Aceh akan melanjutkan MoU kerja sama sister city dengan Kota Higashimatsusima, Jepang. “Saat ini dalam proses perizinan dari pemerintah pusat. Kami berharap kedua kota kembar ini bisa menjadi contoh mitigasi bencana bagi dunia.”

Seiring-sejalan, penguatan mitigasi bencana di dunia pendidikan terus dilakukan pihaknya dengan melibatkan sekolah dan kampus yang ada di Banda Aceh, termasuk Museum Tsunami Aceh, TDMRC (Tsunami Disaster Mitigation Research Center), dan pihak terkait lainnya.

“Saya sangat mengapresiasi pembelajaran virtual secara rutin yang dilakukan antara siswa sekolah di Banda Aceh dan Jepang. Semoga program ini dapat juga dilanjutkan dan diperluas cakupannya. Edukasi gempa bumi/tsunami yang kita lakukan ini akan menjadi pembelajaran besar untuk dunia.”

Sementara Eri Hosoe, pada kesempatan itu menyodorkan sebuah dokumen proposal kepada Illiza yang memuat kegiatan pengurangan dampak risiko bencana di sekolah menengah pertama di Banda Aceh.

“Kita akan bekerja sama dengan USK untuk mengorganisir latihan evakuasi secara reguler atau workshop penyusunan manajemen bencana di SMPN 11 dan SMPN 17 Banda Aceh, misalnya sekali setahun,” ujarnya.

“Kami Optimis dengan kepemimpinan Wali Kota Illiza yang mengusung visi Banda Aceh Kota Kaloborasi, program-program mitigasi kebencanaan dapat berjalan lebih baik, lanjut Eri

Ia berharap kerja sama dan kolaborasi kita dengan banyak pihak dapat dilanjutkan demi masa depan kita semua.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Sachiko Shindara, Fasilitator Kamaishi-Aceh Partnership Project dan Satoe Kajiya selaku penerjemah, project manager dan staf di Aceh, dan M Syahputra, Kepala Museum Tsunami Aceh.

Dari jajaran Pemko Banda Aceh juga hadir Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Pj Sekdako Jalaluddin, Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Bachtiar, Kadisdikbud Sulaiman Bakri, Kepala SMPN 17 Qadarussmi, dan pejabat terkait lainnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *