Anda sebagai pecandu kopi Pernahkah mempertimbangkan bahwa cara menyajikan kopi bisa memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh dan kesehatan jantung?
Mengutip Kompas.com, Studi menunjukkan bahwa cara menyajikan kopi yang ditunjukkan oleh penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Diseases pada 2025 yang mengungkapkan bahwa senyawa tertentu dalam kopi berhubungan dengan kolesterol tinggi.
Dalam studi tersebut, peneliti mengumpulkan berbagai sampel kopi dari tempat kerja dan membandingkannya dengan seduhan kopi rumahan. Mereka menganalisi konsentrasi cafestol dan kahweol dalam kopi-kopi tersebut.
Adapun cafestol dan kahweol ialah senyawa diterpena alami yang hanya ditemukan pada kopi dan memiliki efek anti-karsinogenik.
Sementara itu, studi yang terbit dalam Journal of Molecular Sciences pada 2024 menemukan bahwa kafestol merupakan senyawa yang paling ampuh untuk meningkatkan kolesterol.
Nah, penelitian yang sebelumnya menemukan bahwa kadar kafestol dan kahweol yang tinggi (masing-masing 939 miligram/Liter dan 678 miligram/Liter) menjadi berkurang ketika kopi disaring (masing-masing menjadi 28 dan 21 miligram/Liter).
Dengan begitu, penelitian ini menunjukkan bahwa minum kopi yang tidak disaring bisa menjadi faktor tingginya kadar kolesterol.
Padahal, kadar kolesterol yang tinggi bisa berakibat pada meningkatnya risiko penyakit jantung.
Lantas, bagaimana kadar kolesterol yang tinggi bisa memengaruhi kesehatan jantung?
Bagaimana kolesterol pengaruhi kesehatan jantung?
Dilansir dari Well and Good, Selasa (20/6/2025), Dokter Jantung di UTHealth Houston, John Higgins menjelaskan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa kopi bisa berdampak tidak baik untuk kesehataan.
Penyataan ini dengan catatan bahwa kopi dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sedikit.
“Secangkir kopi mungkin baik-baik saja, tetapi dua hingga tiga cangkir atau lebih, mungkin (efeknya) signifikan,” ujar Higgins.
Higgins menjelaskan bahwa senyawa diterpena dalam kopi, yaitu cafestol dan kahweol dapat meningkatkan kolesterol total dan LDL dengan mengurangi sintesis asam empedu dan mengganggu metabolisme kolesterol di hati.
Dia pun membandingkan perbedaan kandungan dalam kopi dengan makanan lain yang bisa meningkatkan kadar kolesterol.
“Sekitar dua hingga tiga cangkir kopi tanpa saringan menyediakan 10 miligram cafestol per hari yang cukup untuk meningkatkan kolesterol LDL sebanyak 10 hingga 20 mg/dL dalam beberapa minggu,” jelas dia.
“Atau berati meningkatkan sekitar enam hingga dua belas persen kolesterol LDL,” sambung Higgins.
Sementara itu, menurut dia, mengganti lima persen kalori harian karbohidrat menjadi lemak jenuh hanya meningkatkan kolesterol LDL sekitar 10 mg/dL.
“Pengaruh ini berarti lebih rendah dari kisaran kopi tanpa filter,” ujar dia.
Selain itu, Higgins memberikan catatan bahwa lemak jenuh juga meningkatkan kolesterol HDL dalam tubuh sehingga efek bersihnya terhadap kolesterol “bergantung pada konteksnya”.
Dengan begitu, kopi dengan senyawa diterpena yang tinggi terbukti sangat ampuh meningkatkan kadar kolesterol.
Higgins melanjutkan bahwa peningkatan kadar kolesterol ini dapat memberikan pengaruh pada orang dengan riwayat medis tertentu, salah satunya penderita penyakit jantung.
Perlu diketahui bahwa penumpukan kolesterol di pembuluh darah bisa membentuk plak yang menyumbat arteri dan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
“Peningkatan kecil LDL dari cafestol dapat memperburuk profil risiko yang sudah tinggi,” tutur dia.
Karena itu, Higgins menganjurkan orang yang berisiko tinggi untuk berhati-hati dengan cara menyiapkan kopi mereka.
Cara minum kopi yang baik untuk kesehatan jantung
Higgins kemudian memberikan rekomendasi cara minum kopi yang sehat, yaitu dengan menyaring kopi terlebih dahulu sebelum diseduh. Sebab, langkah ini dapat mengurangi jumlah cafestol dalam satu cangkir kopi tersebut.
“Beralih dari kopi yang tidak disaring ke kopi yang disaring dapat mengurangi LDL secara signifikan,” tutur Higgins.
Senada dengan Higgins, Ilmuwan makanan dan Pendiri Mendocino Food Consulting, Bryan Quoc Le mengatakan bahwa konsentrasi diterpena dalam kopi bergantung pada bagaimana kopi diseduh dan dari mana biji kopi berasal. “Serta, seberapa banyak Anda minum,” sambung Le.
Selain itu, Higgins menyarankan untuk minum kopi disertai dengan gaya hidup sehat.
Menurut dia, berolahraga dan pola makan seimbang cenderung dapat menangkal efek diterpena kopi untuk kesehatan jantung.
Dia pun menerangkan bahwa kopi mengandung lebih dari 100 polifenol yang merupakan senyawa antioksidan, termasuk asam fenolik dan flavonoid.
“Kandungan polifenol dalam kopi dapat membantu melindungi terhadap stres oksidatif yang dapat menyebabkan kondisi neurodegeneratif yang kronis,” ujar Higgins.
Sementara itu, Le mengingatkan untuk tidak terlalu khawatir saat minum secangkir kopi tanpa filter sesekali.
“Secangkir kopi sangat tidak mungkin membuat banyak perbedaan dalam skema besar kadar kolesterol, bahkan jika kopi tersebut memiliki kadar diterpena tertinggi,” imbuh dia.[]