GoAtjeh.com, Banda Aceh — Perkembangan politik dikota Banda Aceh semakin dinamis, gerakan politik masih seputaran penentuan koalisi dan Bakal calon (Balon) Walikota/Wakil Walikota Banda Aceh dalam lobi-lobi politik.
Menurut Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Usman Lamreung, Partai politik nasional beserta elitnya masih mendominasi melakukan lobi-lobi politik, menjelang pendaftaran Pasangan Balon Wako/Wawako suhu politik masih sangat dinamis dan belum ada sebuah keputusan yang searah lahirnya sebuah koalisi yang utuh.
Partai Amanat Nasional yang jauh hari telah mempersiapkan mengusung Ketua DPC PAN Banda Aceh Aminullah Usman, yang mana sebulan yang lalu sudah mendeklarasikan bakal calon Wakilnya Afdhal Khalilullah, namun tidak berlanjut, bisa saja belum tuntas pembicaraan koalisi, sehingga tak berlanjut.
Saat ini PAN Banda Aceh kembali menjalin komunikasi dengan Ketua Partai Demokrat Isnaini, sepertinya komunikasi politik sudah ada arah kesepakatan dan malah sudah ada titik kesepakatan koalisi dengan beredarnya flayer calon Walikota Aminullah Usman dari PAN dan Wakil Walikota Isnaini dari Demokrat. Biarpun beredarnya flayer, sepertinya masih belum ada keputusan secara politik kedua partai tersebut, belum ada deklarasi, artinya bisa saja berubah dan dinamis. Apalagi banyak menuver politik internal partai politik mengolkan calon-calon yang didukung.
Pasangan Aminullah dan Isnaini belum final dan memungkinkan secara politik ada kesepakatan koalisi, maka akan berdampak pada bakal calon lain yaitu Ibu Ilizha, beliau kabarnya juga minta dukungan dan rekomendasi melalui Demokrat. Bila jadi terbangun koalisi PAN-Demokrat, sangat tipis Ibu Ilizha mulus menjadi calon Walikota. Kecuali Ibu Ilizha bangun koalisi dengan partai lainnya seperti PKS, Golkar, Gerindra, dan lainnya.
Selanjutnya Partai Nasdem jauh hari sudah merekomendasi kadernya dengan mengusung Teuku Irwan Johan, namun hingga saat ini, belum ada siapa Wakilnya. Masih terus dilakukan proses komunikasi politik lintas partai. Penentuan Wakil memang dibutuhkan kajian politik, sumberdaya manusia, dan popularitasnya.
Memilih wakil yang tepat juga bisa mendongkrak popularitas dan dukungan lebih luas dari masyarakat. Biarpun sebenarnya Wakil setelah terpilih tidak punya peran politik yang kuat dalam pemerintahan, namun diawal punya pengaruh yang besar secara politik dalam mendongkrak elaktabilitas. Maka wajar saat ini Teuku Irwan Johan belum menentukan siapa pendampinya, masih menjajaki komunikasi politik lintas partai politik seperti dengan demokrat, PAN, dan lainnya.
Lain halnya dengan partai PKS Banda Aceh hingga saat ini belum menentukan apakah merekomendasi kadernya atau berkoalisi dengan partai lain. Sepertinya PKS sudah banyak di dekati oleh para calon dan partai politik lain, misalnya Ibu Ilizha sudah membangun komunikasi, namun belum ada kesepakatan PKS dan Ibu Ilizha (PPP) sepakat untuk berkoalisi.
Lima tahun terakhir PKS sudah berkoalisi dengan demokrat, PAN, tinggal melanjutkan dan serius tiga partai ini bangun kembali koalisi bersama. Bila ini berlanjut, akan menjadi kekuatan, berpotensi bersaing ketat dengan Nasdem Teuku Irwan Johan.
Atau sebaliknya Nasdem, PKS dan Demokrat memungkinkan juga berkoalisi, koalisi ini bisa saja terjadi bila terakomodir kepentingan bersama dan kepentingan tiga partai tersebut.
Semua serba mungkin terjadi di last minit pendaftaran pasangan calon Walikota/Calon Wakil Walikota, kita tunggu saja
Hari-hari kedepan masyarakat akan disuguhi berbagai perkembangan politik dalam penentuan koalisi dan bakal calon Walikota/Wakil Walikota, tentu koalisi yang dibangun partai politik lebih pada kepentingan partai, kekuasaan, dan kemenangan merebut kekuasaan kursi Kota satu, bukan koalisi untuk kepentingan rakyat.[]