HAITI – Situasi keamanan di Haiti semakin memburuk setelah kelompok gengster (preman) mengambil alih kendali atas sebagian besar wilayah ibu kota, Port-au-Prince pasca runtuhnya pemerintahan di Kepulauan Karibia tersebut.
Melansir The Economist Minggu (11/5/2025), koalisi geng terbesar di HaitiKoalisi geng terbesar, Viv Ansanm (yang berarti “Hidup Bersama”), kini menguasai lebih dari 85% wilayah kota, memicu kekerasan sehari-hari antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata.
Menurut The Economist, warga sipil terjebak dalam konflik tanpa jalan keluar. Bandara internasional telah ditutup, sehingga satu-satunya cara keluar adalah melalui helikopter atau kapal tongkang yang menghindari wilayah geng di selatan.
Mantan Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, menyatakan keprihatinan mendalam: “Ini adalah bencana yang tidak dapat dipertahankan. Kita bisa kehilangan Port-au-Prince kapan saja.”
Berbagai geng juga telah mengepung kantor Digicel. Ini merupakan perusahaan jaringan seluler utama Haiti yang digunakan sebagian besar orang untuk terhubung ke internet.
“Jika Digicel mati, negara akan gelap,” kata seorang pakar keamanan memperingatkan.
Dilaporkan pula bagaimana gangster tersebut menggunakan sistem satelit Starlink milik Elon Musk untuk berkomunikasi, mengorganisasi diri mereka sendiri hingga mampu mengendalikan akses ke pelabuhan Haiti. Mereka juga memeras pengemudi truk dan operator bus yang melintas di sepanjang jalan utama negara itu.
Sementara itu, PBB melaporkan bahwa pada Februari dan Maret lebih dari 1.000 orang tewas. Sebanyak 60.000 orang mengungsi, menambah 1 juta orang atau hampir 10% dari populasi, yang telah meninggalkan rumah mereka dalam dua tahun terakhir.
Haiti Tengah, yang dulunya relatif damai, juga terpecah menjadi wilayah kekuasaan. Mirebalais, kota yang terletak di antara Port-au-Prince dan perbatasan dengan Republik Dominika, sekarang dikuasai oleh geng-geng.
“Negara ini telah menjadi perusahaan kriminal. Ini adalah dunia barat yang liar,” kata seorang pejabat asing.
Perlu diketahui, pada 2 Mei, Amerika Serikat (AS) telah menetapkan Viv Ansanm dan organisasi sejenisnya sebagai kelompok teroris. Penetapan ini membuka pintu bagi hukuman pidana yang lebih berat bagi mereka yang memberi mereka uang dan senjata.
Saat ini kehidupan publik di Haiti sudah tak berfungsi. Sebagian besar sekolah ditutup sedangkan penyakit kolera menyebar.[]
Sumber CNBC