Mantan Direksi dan Komut Bank Aceh Jangan Ikut ikutan Kritik, Kisruh Saat ini Warisan Masa Lalu

banner 120x600

BANDA ACEH — Mantan direksi dan komisaris Bank Aceh Syariah (BAS) sebaiknya tidak melontarkan kritik terhadap kondisi manajemen BAS saat ini. Situasi yang terjadi sekarang merupakan konsekuensi dari warisan masa lalu yang belum tersusun secara baik.

Menurut Wakil Rektor Universitas Abulyatama (Unaya) DR Usman Lamreung mengatakan, kepemimpinan sebelumnya dinilai gagal membentuk karakter karyawan yang profesional, mandiri, dan siap membawa BAS ke arah yang lebih baik pasca masa pensiun mereka. Sayangnya, mereka juga tidak berhasil menciptakan struktur organisasi yang sehat dan independen.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Salah satu dampak nyata dari masa lalu adalah praktik manajerial yang buruk, di mana kepentingan pribadi lebih diutamakan. Hal ini terlihat dari proses rekrutmen, promosi, dan penempatan karyawan yang lebih banyak dipengaruhi oleh asal daerah, kedekatan keluarga dengan direksi dan komisaris, serta faktor subjektif lainnya, tanpa melalui proses seleksi yang transparan.

Pola seperti ini telah merusak sistem pembinaan sumber daya manusia di BAS sejak dulu hingga sekarang. Karena itu, tidak sepantasnya mantan pimpinan mencuci tangan dan melempar kesalahan atas keruntuhan organisasi saat ini.

Ia mengatakan selama bertahun-tahun, BAS berkembang dalam budaya nepotisme, bukan meritokrasi. Banyak individu memperoleh posisi strategis bukan karena kapabilitas, melainkan karena koneksi atau latar belakang daerah. Direksi saat ini pun merupakan hasil dari proses semacam itu—produk dari sistem instan yang tidak sehat.

Kondisi manajemen yang kacau saat ini merupakan buah dari keputusan-keputusan keliru di masa lalu. Bila ada yang menertawakannya, sejatinya mereka sedang mencemooh hasil dari kebijakan yang dulu mereka tetapkan sendiri. Penempatan pejabat berdasarkan kepentingan pribadi dan nuansa politis telah menghancurkan kultur profesional di tubuh BAS.

Karena itu, diperlukan reformasi menyeluruh untuk membenahi BAS. Perlu dilakukan gebrakan dengan menempatkan sosok-sosok profesional dan kompeten di posisi-posisi kunci. Di samping itu, peran OJK sangat penting untuk tetap konsisten dalam pengawasan, agar BAS benar-benar dapat menjadi lembaga keuangan yang sehat, profesional, dan dapat dipercaya.[]

===≠============

DR Usman Lamreung Wakil Rektor Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh / Pengamat Politik dan Kebijakan Publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *