JAKARTA – Seorang perempuan asal Uganda, Mariam Nabatanzi (45), harus menjalani hidup yang penuh perjuangan. Dia tidak hanya mengurus 44 anaknya, tetapi juga berjuang memenuhi kebutuhan keluarga.
Mariam menikah pada usia 12 tahun dan melahirkan anak pertamanya setahun kemudian. Kehidupannya berubah drastis setelah ia kerap melahirkan anak kembar.
Mengtip detikHealth, wanita yang dijuluki “Mama Uganda” ini telah melahirkan empat pasang kembar empat, lima pasang kembar lima, dan tiga pasang kembar tiga. Kondisi medis langka membuat rahimnya terus memproduksi banyak sel telur, sehingga ia hampir selalu hamil anak kembar.
Kini, Mariam harus bekerja keras membesarkan anak-anaknya sendirian setelah ditinggal suami. Kisahnya menjadi sorotan dunia karena perjuangannya yang luar biasa.
Di usianya yang menginjak 45 tahun, dia memiliki anak tertua berusia 33 tahun dan anak bungsu yang berusia delapan tahun.
Hidupnya semakin pelik kala suaminya pada tahun 2015 meninggalkannya karena tak mampu membuiayai banyak anak.
“Tuhan memberi saya 44 anak untuk dibesarkan,” kata Nabatanzi saat berbincang dengan YouTuber Zack Mwekassa.
Mariem menyadari dirinya tak seperti wanita lain yang terus melahirkan. Dia diberitahu oleh dokter memiliki ovarium yang besar. Kondisi ini disebut hiperovulasi.
Perawatan kondisi ini memang ada. Namun di Uganda, perawatan seperti ini memang sulit didapatkan apalagi Mariem tinggal di pedesaan.
“Saya tumbuh besar dengan penuh air mata, suami saya telah melewati banyak penderitaan,” katanya saat diwawancarai oleh Reuters pada April 2019 di rumahnya, tangannya terkepal saat matanya berkaca-kaca.
“Seluruh waktu saya dihabiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mendapatkan uang,” katanya menambahkan.
Berbagai cara dilakukan Mariem untuk menghidupi keluarganya. Mulai dari tata rambut, dekorasi acara, mengumpulkan dan menjual besi tua, membuat gin lokal, dan menjual obat-obatan herbal. Uangnya dihabiskan untuk membeli makanan, perawatan medis, pakaian, dan biaya sekolah.
Dokter juuga memberitahu bahwa dirinya terlalu subur. Sehingga perlu terus melahirkan agar mengurangi tingkat kesuburan ovariumnya. Sehingga melahirkan jadi salah satu caranya.
Sumber detikHealth