Demonstrasi di Kampus Abulyatama Aceh Berujung Maut, 1 Anggota Satgas Tewas

banner 120x600

BANDA ACEH – Demonstrasi besar-besaran di Kampus Abulyatama Aceh berujung bentrokan fisik antara massa pendemo dengan petugas keamanan kampus (Satgas), mengakibatkan satu anggota Satgas tewas.

Insiden ini terjadi Kamis (17/4/2025) setelah kelompok massa yang diduga didukung mantan rektor berupaya mengambil alih kampus.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Aksi demo yang melibatkan mahasiswa, dosen, security, dan pihak luar kampus itu dimulai sekitar pukul 10.30 WIB. Massa menuntut pengambilalihan kampus, memicu ketegangan yang akhirnya memuncak menjadi bentrok fisik.

Dalam konferensi pers Jumat (18/4), Rektor Abulyatama Aceh, Dr. Nurlis Effendi, MH, menyatakan bahwa aksi tersebut telah diatur oleh kelompok mantan rektor yang tidak menerima pemberhentiannya.

Kelompok demo itu, jelas Nurlif, sengaja dibagi dalam dua kelompok untuk menyerang dan menguasai kampus. Kelompok pertama mahasiswa melakukan demo di depan pintu gerbang. Sementara, satu kelompok lain diperkirakan terdiri dari dosen, security, dan pihak luar (diduga warga yang dibayar) masuk kampus lewat rumah pribadi mantan rektor.

Menurutnya lagi, mahasiswa yang demo diluar pagar dengan melabrak pagar kampus hingga jebol. Saat itulah mereka masuk dan menyerang satgas kampus.

Ketika itulah, seorang Satgas bernama Wahidin diserang hingga terjatuh dan sempat terinjak massa. “Melihat kejadian sangat berbahaya, pihaknya perintahkan Satgas mundur saja,” kata Rektor Nurlif.

Dalam Masjid

Sementara kelompok satu lagi, masuk lewat rumah pribadi mantan rektor. Ternyata, mereka sudah mempersiapkan batu untuk melempar penghuni dalam pekarangan kampus.

Sementara Wahidin, salah seorang Satgas karena jatuh dan terinjak massa, ia memilih beristirahat dalam masjid kampus. “Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Satgas kami itu meninggal saat istirahat dalam masjid,” jelas Nurlif.

Menurut rektor, kendati demikian saat diketahui Wahidin pingsan (meninggal) dalam masjid, tetap juga dilarikan ke rumah sakit.”Kita butuh visum dokter,” tambahnya.

Anehnya, ada pihak yang menuding Satgas adalah pihak preman yang dibayar. “Satgas ini adalah pengamanan dan penjaga keananan aset kampus. Jabganlah suka memprovokasi,” tandas Nurlif.[]

Sumber beritamerdeka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *