RI Luncurkan KEK Pariwisata Medis Trebesar di Asia di Provinsi ini, Groundbreaking Bulan Juni

banner 120x600

JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney segera meluncurkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Medis pertama dan terbesar di Asia

Proyek ini dirancang sebagai destinasi terintegrasi berbasis kesehatan untuk menahan aliran wisatawan medis dalam negeri yang berobat ke luar negeri, sekaligus menarik pasien internasional yang diambil lokasi di Sanur, Bali.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Berdasarkan data InJourney, sekitar 2-3 juta wisatawan medis Indonesia per tahun menghabiskan devisa hingga Rp97 triliun untuk berobat ke luar negeri. KEK Sanur diharapkan menjadi solusi dengan menghadirkan fasilitas lengkap, termasuk rumah sakit, klinik spesialis, pusat riset medis, hotel, dan pusat konvensi.

Direktur Utama InJourney Maya Watono, menjelaskan bahwa KEK Sanur akan menjadi kompleks pariwisata medis terintegrasi pertama di Indonesia yang mencakup rumah sakit, klinik spesialis, pusat riset medis, hotel, serta pusat konvensi.

“Kami ingin menjadikan KEK Sanur sebagai destinasi unggulan bagi wisatawan medis, sekaligus mengundang pasien dari luar negeri untuk berobat di Indonesia,” ungkap Maya di Jakarta, Senin (17/3/2025).

Menurut Maya KEK Sanur akan menjadi destinasi unggulan wisatawan medis global. Kami tak hanya ingin mengurangi devisa keluar, tapi juga menjadikan Indonesia sebagai pusat layanan kesehatan berstandar internasional

Untuk memastikan kualitas layanan, InJourney menggandeng institusi medis ternama dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat untuk membangun center of excellence. Kolaborasi dengan Universitas Udayana juga dilakukan guna memfasilitasi transfer ilmu antara dokter asing dan tenaga medis lokal.

Maya menambahkan, selain itu pemerintah telah membuka peluang izin praktik bagi dokter asing di KEK tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasien.

“Pemerintah sudah memberikan izin praktik bagi dokter asing, namun dalam waktu yang bersamaan, kita juga ingin memastikan ada alih teknologi dan peningkatan kapasitas tenaga medis lokal,” kata Maya.

Kawasan ini diharapkan tidak hanya menjadi magnet bagi wisatawan medis, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Dengan berbagai fasilitas unggulan dan konsep ekosistem pariwisata medis yang terpadu, KEK Sanur diproyeksikan mampu mengurangi outflow devisa hingga Rp50 triliun per tahun serta menarik wisatawan asing untuk memanfaatkan layanan medis berkualitas di Indonesia.

Peluncuran KEK Sanur dijadwalkan pada Juni 2025. Ini pun menjadi salah satu proyek strategis InJourney dalam transformasi industri pariwisata nasional.[]

Sumber CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *