JAKARTA – Indonesia akan segera menyambut kehadiran maskapai penerbangan internasional baru, Indonesia Airlines, yang berkantor pusat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Maskapai ini diproyeksikan fokus pada rute-rute internasional, dengan rencana melayani 48 tujuan di 30 negara dalam lima tahun pertama operasional
Berdasarkan informasi yang dirilis CNBC Indonesia, maskapai ini sedang menjalani tahap akhir perencanaan bisnis dan studi kelayakan. Indonesia Airlines diklaim akan mengusung layanan bertaraf premium, mengutamakan keselamatan, serta menonjolkan keramahtamahan khas Indonesia sebagai daya tarik global.
Pada tahap pertama, Indonesia Airlines akan mengoperasikan 20 armada pesawat campuran, terdiri dari:
10 pesawat narrow-body (badan ramping) seperti Airbus A321neo atau A321LR untuk rute regional.
10 pesawat wide-body (badan lebar) seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9 untuk rute jarak jauh.
Maskapai ini menargetkan pasar penumpang premium yang mengutamakan kenyamanan dan efisiensi. “Kami berkomitmen menyajikan pengalaman terbang kelas dunia dengan sentuhan pelayanan Indonesia,” jelas pernyataan resmi perusahaan.
Kehadiran maskapai baru ini menimbulkan pertanyaan di benak masyarakat, siapa pemilik Indonesia Airlines?
Indonesia Airlines dimiliki oleh Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Energi Terbarukan, Penerbangan, dan Pertanian, yang berkantor pusat di Singapura. Meskipun begitu, rupanya Indonesia Airlines dimiliki oleh pengusaha asal Aceh, Indonesia, lho! Berikut profilnya.
Pemilik Indonesia Airlines adalah pengusaha Aceh bernama Iskandar. Mengutip laporan dari Radio Republik Indonesia (RRI), pria kelahiran Bireuen, Aceh pada 7 April 1983 ini pernah bekerja di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias pasca-tsunami, PLN pada 2006-2009, dan sektor energi.
Ia juga pernah berkecimpung di dunia perbankan dan asuransi, yang menjadi jalan pembuka baginya untuk menjadi pebisnis. Pada 2015, Iskandar memutuskan keluar dari dunia perbankan dan mengembangkan proyek kelistrikan di Indonesia. Sampai pada akhirnya terbentuk Calypte Holding Pte. Ltd.
Calypte adalah perusahaan pengembang energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian yang berkantor pusat di Singapura. Salah satu proyek raksasa Iskandar Cs lainnya adalah pembangkit listrik tenaga surya 2.500 megawatt di Riau.
Iskandar mendirikan PT Indonesia Airlines Group sebagai anak usaha dari Calypte Holding Pte. Ltd. Meski dimiliki anak bangsa, maskapai baru yang fokus di penerbangan internasional itu memilih berkantor pusat di Singapura.
“Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek INDONESIA AIRLINES (INA),” ucap Iskandar dalam keterangan resminya, Jumat (7/3), dilansir dari CNN Indonesia.
CEO Indonesia Airlines Iskandar mengungkapkan bahwa pelayanan kelas premium selama ini hanya dirasakan oleh penyewa jet pribadi. Kini, masyarakat umum juga bisa mencicipinya melalui penerbangan Indonesia Airlines.
“Indonesia Airlines akan berbasis di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional,” tuturnya.
Iskandar juga membeberkan bahwa Indonesia Airlines akan merekrut orang-orang yang berpengalaman di berbagai maskapai besar dunia.
Ia mengatakan posisi direktur operasional akan diisi mantan bos Singapore Airlines dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan Airbus A380. Sedangkan jabatan direktur komersial diisi sosok yang telah bekerja lebih dari 21 tahun di berbagai maskapai besar, seperti Emirates sampai Asiana Airlines.
Begitu pula departemen operasi penerbangan dipimpin salah satu pilot terbaik Indonesia yang saat ini bekerja di maskapai asing. Lalu, posisi direktur produk dan layanan bakal diisi sosok inspiratif dari Brunei Darussalam yang telah bekerja di Royal Brunei dan Emirates selama 25 tahun.
Sumber beautynesis.id