SABANG – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah SE, menegaskan komitmen penuh pemerintah Aceh dalam mendukung investasi yang masuk ke wilayah Sabang, setelah kunjungan resmi Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri , ke Pelabuhan CT 3 dan CT 1 yang dikelola oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rencana investasi Mubadala Energy dalam pembangunan fasilitas logistik shorebase untuk mendukung eksplorasi Blok Andaman.
“Kami jamin keamanan dan stabilitas bagi investor di Aceh, termasuk di Sabang. Kami siap menyambut peluang ini dengan tangan terbuka,” tegas Fadhlullah dalam pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pejabat daerah dan pimpinan Mubadala Energy, Abdulla Bu Ali, Senin (10/03).
Kunjungan ini membawa angin segar bagi percepatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan UEA, dengan potensi besar untuk menghubungkan Pelabuhan Sabang dengan Abu Dhabi Port, sebagaimana diungkapkan oleh Abdulla Salem AlDhaheri.
“Kami berharap proses investasi dapat berjalan dengan lancar dan dipermudah sehingga proyek ini segera terealisasi,” ujar Dubes UEA tersebut. Ia menambahkan jika pihaknya juga siap mengirimkan bantuan dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Sabang.
Sebagai bagian dari komitmennya, Wakil Gubernur Aceh memberikan kebebasan kepada pihak UEA untuk memilih lokasi investasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek Mubadala Energy di CT3. “Silakan pilih lahan yang tersedia, semuanya berada di bawah kendali BPKS dan siap digunakan untuk mendukung proyek ini,” ungkap Fadhlullah.
Dukungan pemerintah Aceh terhadap proyek ini tidak hanya terbatas pada aspek keamanan dan kelancaran investasi, tetapi juga mencakup rencana pembangunan kantor perwakilan UEA di Sabang guna memperkuat koordinasi dan komunikasi dalam pengelolaan proyek.
Kepala BPKS, Iskandar Zulkarnaen, menambahkan bahwa kunjungan ini merupakan kelanjutan dari upaya intensif BPKS dalam mengembangkan Sabang sebagai kawasan logistik strategis, yang telah dimulai sejak pertemuan-pertemuan pada Juli lalu. Salah satu fokus utama adalah potensi Sabang sebagai pangkalan logistik untuk mendukung operasi migas di Blok Andaman yang memiliki nilai ekonomis besar.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah Aceh dan UEA, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi Sabang, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.[]