Aceh  

Atas Inisiasi Kapolsek Peukan Bada, Ribut Antar Warga Berakhir Damai

banner 120x600

KOTA JANTHO — Kapolsek Peukan Bada, Aceh Besar berhasil mendamaikan keributan antar warga Gampong Meunasah Tuha, Peukan Bada dan Gampong Surien, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.

Puncak dari prosesi perdamaiaian itu dilakukan upacara Peusijuek yang merupakan upacara adat Aceh yang bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, di laksanakan di kantor Keuchik Surien, Senin (21/10/2024) malam.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Prosesi peusijuek ini diawali dengan inisiasi perdamaian keributan antar warga kedua gampong dalam wilayah hukum Polresta Banda Aceh oleh Kapolsek Peukan Bada, Ipda Munawir Razali.

“Awalnya prosesi peusijuek dengan menggunakan tepung tawar dan ketan ini diawali dengan proses perdamaian keributan antar warga yang sudah dilakukan sebanyak empat kali tanpa titik temu. Namun pada pertemuan kelima, akhirnya ditemukan titik temu untuk melakukan perdamaian,” ucap Munawir.

Munawir menjelaskan kronologi kejadian sebelum dilakukan prosesi peusijuek. Pada hari Jumat (21/06/2024) sekira pukul 21.00 WIB, Korban Zulfkri (29) warga Surien, Banda Aceh, bersama temannya Badrol berkunjung ke gampong Meunasah Tuha, Peukan Bada, Aceh Besar untuk melakukan silaturahmi dalam rangka lebaran Idul Adha.

Disaat yang bersamaan, lanjut Kapolsek, di gampong Meunasah Tuha sedang ada kejadian curanmor, dan saat itu warga setempat mencurigai keberadaan korban dikarenakan berputar – putar menggunakan sepeda motor untuk mencari alamat temannya, dan saat itu salah satu warga menghentikan laju sepeda motor korban. Namun korban tidak mau berhenti dan langsung menambah laju kecepatan kenderaannya. Dan saat itu warga meneriaki korban dengan kalimat “maling”.

Respon cepat dari warga Meunasah Tuha menangkap dan melakukan penganiayaan terhadap diri korban sehingga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Peukan Bada untuk proses lebih lanjut, tambahnya.

Proses Restorative Justice dimulai pada awal Agustus hingga September 2024 antat aparatur kedua gampong. Sebanyak empat kali mediasi tidak menemukan titik temu.

Alhamdulillah, mediasi kelima pada hari Jumat (18/10/2024) di Balai pertemuan Polsek Peukan Bada menemukan titik temu dengan isi perdaiaman para terlapor dan korban saling memaafkan atas kejadian dan tidak ada dendam dikemudian hari, sebut Kapolsek.

Lalu, dari pihak terlapor memberikan biaya konfensasi kepada korban dan perangkat gampong Meunasah Tuha melaksanakan peusijuek yang dilaksanakan pada malam ini, Senin (21/10/2024) bertempat di Kantor Keucik Gampong Surien, sambung Munawir.

Kami berharap, setelah prosesi peusijuek ini dengan harapan kedua belah pihak ibarat se sejuk embun di pagi hari, pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *