GoAtjeh.com, Banda Aceh — Kandidat calon Gubernur Aceh pada pilkada 2024 sudah dipastikan 2 pasangan sesuai yang terdaftar di Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, serat telah melewati uji kesehatan dan uji baca Alquran.
Menurut analisa pengamat politik dan kebijakan publik Usman Lamreung mengatakan, persaingan politik antara dua pasangan calon gubernur Aceh, Mualem-Dek Fad dan Bustami Hamzah, dipastikan akan semakin memanas menjelang pemilihan mendatang. Pertarungan ini bukan hanya tentang siapa yang akan duduk di kursi kekuasaan, tetapi juga tentang siapa yang bisa membuka jalan bagi perubahan signifikan di Aceh. Dalam konteks ini, pemilih harus mempertimbangkan secara objektif calon yang mampu mengatasi berbagai masalah mendesak di Aceh, seperti kemiskinan dan pengangguran.
Aceh saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal pengembangan dan komunikasi dengan pemerintah pusat. Lemahnya daya tawar dan visi pemerintah Aceh dalam menjalin hubungan produktif dengan pusat menghambat percepatan pembangunan. Selama ini, kebijakan dan regulasi terkait kekhususan Aceh sering kali terhambat oleh berbagai aturan dan birokrasi, termasuk Program Strategis Nasional (PSN) yang belum menjadi prioritas utama.
Selama sepuluh tahun terakhir, hubungan antara pusat dan Aceh cenderung kurang harmonis, mempengaruhi berbagai kebijakan dan regulasi. Akibatnya, nilai tawar Aceh semakin menurun. Untuk mengubah keadaan ini, pemerintah Aceh perlu mengalihkan orientasi dari sekadar mengandalkan anggaran menuju pengembangan program strategis nasional yang lebih berdampak.
Dengan adanya PSN, diharapkan akan ada dukungan anggaran baik dari APBN maupun investasi swasta. Namun, Aceh harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam sikap pragmatis semata, seperti dalam pengelolaan dana otsus trilyunan yang justru tidak membawa kemajuan signifikan. Kunci keberhasilan terletak pada pengelolaan yang efektif dan perencanaan yang cermat.
Komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat dianggap sebagai investasi penting untuk masa depan Aceh, terutama dalam konteks kepemimpinan Presiden Prabowo. Dalam situasi politik saat ini, dukungan dan akses kepada Prabowo menjadi faktor penentu, mengingat masa jabatan Presiden Jokowi yang akan segera berakhir.
Kepada calon-calon gubernur yang bertarung, tantangannya adalah bagaimana membangun hubungan strategis dengan pusat dan memastikan Aceh tidak tertinggal. Apakah Mualem-Dek Fad atau Bustami Hamzah memiliki keunggulan dalam hal ini? Pilihan tersebut akan mempengaruhi arah dan kualitas pembangunan di Aceh ke depan.
Pada akhirnya, para pemilih harus mempertimbangkan lebih dari sekadar janji kampanye. Mereka perlu menilai siapa yang benar-benar mampu membuka pintu pembangunan dan membawa Aceh keluar dari stagnasi. Pilihan yang tepat akan menentukan apakah Aceh dapat mengejar ketertinggalan dan mencapai kemajuan yang diharapkan.