GoAtjeh.com, Jakarta — Menteri Kabinet Indonesia Maju, Pramono Anung kini resmi diusulkan oleh PDIP sebagai kandidat gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2024. Ia dikenal luas sebagai tangan kanan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang memberikan kepercayaan penuh kepadanya.
Lahir di Kediri pada 11 Juni 1963, Pramono Anung Wibowo adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan R. Kasbe Prajitna dan Sumarni. Latar belakang keluarga yang solid memberikan dorongan awal bagi perjalanan kariernya.
Pendidikan sarjananya di Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) antara tahun 1982 hingga 1988 membekalinya dengan keahlian yang mumpuni. Dengan ilmu tersebut, ia terjun ke dunia pertambangan dan energi, membangun reputasi yang kuat di sektor migas.
Melansir CNNIndonesia, pada awal kariernya, Pramono terlibat dalam sejumlah perusahaan besar seperti di PT Tanito Harum (1988-1996), PT Vietmindo Energitama (1988-1996), PT Yudistira Haka Perkasa (1995-1999), serta PT Yudhistira Haka Perkasa (1999).
Pramono juga pernah menempuh pendidikan magister manajemen di Universitas Gadjah Mada (1990-1992) dan ilmu komunikasi politik di Universitas Padjadjaran (2010-2013).
Sambil berbisnis, Pramono terjun ke politik di awal reformasi. Dia bergabung dengan PDI Perjuangan pada 1998.
Pramono tak butuh waktu lama untuk duduk di jajaran teratas partai banteng. Pada 2000, ia didapuk sebagai wakil sekretaris jenderal. Jabatan itu ia embang selama lima tahun.
Pada 2005, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilihnya sebagai Sekretaris Jenderal PDIP. Dia juga berperan aktif dalam tim sukses Megawati dan Prabowo Subianto di Pilpres 2009.
Pramono juga berkarier di parlemen. Pada periode 2009-2014, ia terpilih sebagai anggota DPR RI. Dia pun menduduki posisi wakil ketua DPR.
Pada Pemilu 2014, PDIP menjadi jawara. Partai merah-hitam itu pun berhasil memenangkan kadernya, Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden.
Jokowi memilih Pramono sebagai Sekretaris Kabinet. Hal itu juga Jokowi lakukan setelah memenangkan Pilpres 2019. Pramono menjabat Sekretaris Kabinet selama 10 tahun.
Pramono menjadi salah satu politikus yang mampu berdiri di tengah poros Jokowi dan Megawati. Dia tetap menunjukkan loyalitas kepada Megawati meski berstatus pejabat istana.
Saat kabar kerenggangan Megawati dan Jokowi mencuat ke publik pada Pilpres 2024, ia tetap menunjukkan kedekatan dengan dua tokoh itu.
Pada Senin (26/8), PDIP batal mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Mega akhirnya memutuskan Pramono duet dengan Rano Karno yang juga kader PDIP.