KOTA JANTHO – Penanews.co.id — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) menghadiri kegiatan edukasi yang digelar oleh Pengurus Daerah (PD) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bersama Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat (Hisfarkesmas) Aceh dan PT. Bintang Toedjoe, Kamis (21/08/2025) di Ruang Pertemuan MAN 4 Aceh Besar.
Acara itu mengusung tema “Generasi Sehat, Generasi Herbal, Saatnya Gen Z Mengenal Herbal”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman sekaligus menumbuhkan minat siswa-siswi terhadap Obat Bahan Alam (OBA).
Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari siswa MAN 4 dan MAN 6 Aceh Besar serta anggota IAI Aceh mengikuti edukasi ini dengan antusias.
Turut hadir Public Relations Officer PT. Bintang Toedjoe, Zaini Ahsan; Kepala Sekolah MAN 4, Munzir; perwakilan Dinas Kesehatan Aceh, Elvina; Kepala Puskesmas Darussalam Aceh Besar, Safrida Hanum; perwakilan PT. Enseval Putera Megatrading, Ibnu; serta narasumber ahli dari berbagai bidang, di antaranya Ketua PD IAI Aceh, Tedy Kurniawan Bakri; perwakilan BNN Aceh, Cut Yuliazzura, dan perwakilan media Serambi, Muhammad Nasir.
Dalam sambutannya, Public Relations Officer PT. Bintang Toedjoe, Zaini Ahsan, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran seluruh peserta dan narasumber. Ia menekankan dua hal utama yang menjadi alasan pentingnya berbicara tentang herbal dan teknologi.
“Pertama, kenapa kita bicara herbal? Kita tahu Korea memiliki ginseng yang mendunia. Maka mimpi kami adalah bagaimana jahe merah, tanaman asli Indonesia, bisa menjadi aset bangsa yang juga mendunia. Jahe merah punya kandungan gingerol lebih tinggi, bermanfaat untuk daya tahan tubuh, dan Bintang Toedjoe sudah melakukan banyak hal untuk mengembangkan jahe merah dari hulu hingga hilir,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung tantangan sekaligus peluang dari kemajuan teknologi digital. “Teknologi digital dan AI ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memudahkan pekerjaan, namun di sisi lain bisa menimbulkan masalah, seperti jerat UU ITE. Maka gunakanlah teknologi secara bijak, saring sebelum sharing,” pesannya.
Ketua PD IAI Aceh, Tedy Kurniawan Bakri, menegaskan pentingnya literasi obat dalam kehidupan sehari-hari. Ia memaparkan materi tentang Gerakan Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang (DAGUSIBU), sebuah panduan sederhana namun sangat penting agar masyarakat menggunakan obat dengan benar.
“Gerakan DAGUSIBU bukan hanya slogan, tapi praktik nyata yang harus diterapkan sejak dini. Generasi Z sebagai agen perubahan diharapkan mampu menjadi contoh dalam menggunakan dan mengedukasi orang di sekitarnya terkait penggunaan obat yang benar,” jelasnya.
Sementara itu, Tim Publikasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BPOM Aceh, Ari Syuhada Putra, menyampaikan materi tentang OBA, mulai dari jenis dan golongannya, proses registrasi, hingga contoh produk aman dan berbahaya. Ia juga mengajak peserta mencoba aplikasi BPOM Mobile secara langsung.
“Kami menghimbau untuk selalu menjadi konsumen cerdas dengan membeli OBA yang memiliki izin edar, bebas bahan kimia obat, serta selalu cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa,” tegasnya.
Perwakilan media Serambi, Nasir, menekankan pentingnya literasi informasi dalam era digital. Ia mendorong siswa untuk aktif mencari referensi yang kredibel terkait obat bahan alam dan tidak hanya bergantung pada informasi media sosial.
“Peran media adalah menyampaikan informasi yang benar, namun generasi muda juga harus membekali diri dengan kemampuan menyaring informasi agar tidak terjebak hoaks,” jelasnya.
Sementara itu, Perwakilan BNN Aceh, Cut Yuliazzura, memberikan edukasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika yang kerap berkedok produk herbal. Ia mengingatkan agar siswa mampu memilah informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh iklan menyesatkan.
“Generasi muda harus kritis. Jangan sampai tergiur dengan janji manis produk herbal yang justru disalahgunakan sebagai sarana penyebaran narkoba,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda Aceh dapat tumbuh sebagai konsumen cerdas, mampu memahami manfaat serta risiko OBA, dan menjadikan pengobatan herbal sebagai pilihan bijak. Kolaborasi lintas sektor yang terjalin juga diharapkan dapat terus berlanjut dalam memperkuat literasi kesehatan dan mencetak generasi sehat di masa depan.[]