Duh.. Makan Bergizi Gratis Telan Anggran Rp1,2 Triliun/Hari

banner 120x600

JAKARTA – Penanews.co.id — Pemerintah telah menetapkan anggaran sebesar Rp 335 triliun untuk mendanai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun 2026. Dana ini bersumber dari alokasi anggaran pendidikan nasional yang mencapai Rp 757 triliun.

Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian jutaan warga, dengan estimasi biaya operasional harian mencapai Rp 1,2 triliun.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa angka tersebut dihitung berdasarkan target penerima manfaat MBG yang diperkirakan mencapai 82,9 juta orang di tahun depan.

Dengan asumsi setiapSatuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG beroperasi antara 20 hingga 21 hari setiap bulan. Dengan skema tersebut, kebutuhan anggaran per bulan diperkirakan mencapai sekitar Rp 25 triliun, atau sekitar Rp 300 triliun untuk satu tahun pelaksanaan.

Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pamerah, Jakarta, Senin (6/1/2025). Pada hari pertama program makan bergizi gratis (MBG), SPPG Palmerah mendistribusikan 2.987 porsi makanan bergizi ke 11 sekolah di wilayah Slipi, Jakarta Barat dengan menu ayam semur, tumis kacang panjang, tahu goreng tepung, nasi, dan jeruk. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nz

“Untuk dana Rp 335 triliun tahun depan itu lebih banyak untuk intervensi makan bergizi. Karena untuk intervensinya saja kami akan menggunakan kurang lebih Rp 1,2 triliun per hari atau sekitar kurang lebih Rp 25 triliun per bulan. Karena penerima manfaatnya sudah kami asumsikan mencakup 82,9 juta,” kata Dadan dalam Talkshow Potret 1 Tahun BGN, Selasa (19/8/2025).

“Jadi kalau akhir tahun itu 82,9 juta tercapai, maka tahun depan kami akan mulai dari awal Januari dengan melayani 82,9 juta untuk 20-21 hari per bulan, kemudian 12 bulan selama 1 tahun. Jadi hitungannya demikian,” sambungnya.

Sementara itu, untuk sisa anggaran jumbo tadi akan dialokasikan untuk operasional BGN hingga dukungan manajemen. Termasuk salah satunya untuk biaya proses digitalisasi pelaksanaan makan gratis agar setiap pengeluaran SPPG tercatat dan mudah dipantau.

“Jadi sebagian besar sih uangnya mungkin hampir 75% itu untuk intervensi makan bergizi,” tegasnya.

Pelaksanaan Program MBG hingga 19 Agustus
Dadan juga melaporkan untuk pelaksanaan MBG hingga Selasa (19/8), baru menyerap anggaran senilai Rp 10,3 triliun dari total anggaran 2025 senilai Rp 71 triliun. Ia menyebut dari jumlah dana tersebut, 20 juta orang tercatat sudah jadi penerima manfaat MBG, baik dari siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.

Mengingat pemerintah mempercepat target penerima MBG jadi 82,9 juta orang hingga akhir tahun ini, Dadan mengatakan pihaknya juga sudah disiapkan dana tambahan capai Rp 100 triliun hingga akhir 2025 nanti. Dana tambahan ini di luar anggaran Rp 71 triliun yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Badan Gizi sampai hari ini kami baru menyerap Rp 10,5 triliun uang yang dianggarkan dari Rp 71 triliun, belum ada menyentuh yang di-standby-kan Rp 100 triliun,” ujar Dadan saat ditemui di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Namun Dadan menargetkan dari alokasi dana tambahan sebesar Rp 100 triliun tadi, program MBG hanya akan menyerap Rp 50 triliun hingga akhir tahun. Sehingga total anggaran yang akan digelontorkan untuk salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini mencapai Rp 121 triliun.

“Kita sudah punya Rp 71 triliun. Kemudian Pak Presiden sudah siapkan tambahan Rp 100 triliun. Setelah kami hitung-hitung, mungkin kami tidak bisa menyerap Rp 100 triliun. Makanya mungkin kami akan serap maksimal Rp 50 triliun. Karena penerima manfaat di awal 2025 ini kan bertahap ya,” tuturnya.

Meski penyerapan anggarannya kini baru Rp 10,3 triliun, Dadan mengatakan dana makan gratis yang terserap akan terus meningkat ke depan, seiring dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Di mana per September 2025, BGN menargetkan untuk membentuk setidaknya 10.000 SPPG, sehingga dana yang akan diserap bisa mencapai Rp 10 triliun setiap bulan.

“Jadi sekarang sudah Rp 10,3 triliun, dan ini akan semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Nanti di bulan September, kalau kita sudah bisa membentuk kurang lebih 10.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi, maka setiap bulan itu Rp 10 triliun sendiri,” paparnya.

BGN kembali menargetkan akan memiliki 30.000 SPPG dengan 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025, sehingga pihaknya akan menyedot anggaran Rp 1,2 triliun per hari atau Rp 25 triliun per bulan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dengan kata lain, penyerapan anggaran MBG akan sejalan dengan penambahan jumlah penerima manfaat.[]

Sumber detikFinancial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *