BANDA ACEH –.Penanwws.co.id — Pemerintah Kota Jumilla di Spanyol resmi melarang penggunaan pusat olahraga untuk kegiatan keagamaan, termasuk oleh komunitas Muslim.
Kebijakan ini, menurut Wali Kota Seve Gonzalez dalam wawancaranya dengan surat kabar El País dikutip CNN Indonesia, bertujuan mendukung inisiatif budaya yang dianggap penting untuk menjaga identitas lokal Jumilla.
Larangan tersebut merupakan hasil usulan partai sayap kanan Vox dan memperoleh persetujuan dari Partai Populer (PP) yang beraliran kanan-tengah.
Keputusan ini diperkirakan akan berdampak besar pada umat Muslim setempat, yang selama beberapa tahun terakhir menggunakan fasilitas olahraga tersebut untuk merayakan hari besar seperti Idulfitri dan Iduladha.
“Spanyol adalah dan akan selalu menjadi tanah yang berakar dari agama Kristen!” demikian keterangan Partai Vox di wilayah Murcia dalam unggahan di X.
Pemerintah sayap kiri serta pejabat Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) telah mengkritik keras larangan ini.
Menteri Migrasi Spanyol Elma Saiz mengatakan bahwa larangan tersebut ‘memalukan’ dan pihaknya mendesak pemimpin Jumilla mencabut larangan serta meminta maaf kepada penduduk.
Menurut Sekretaris Persatuan Komunitas Islam Spanyol, Mohamed El Ghaidouni, larangan ini merupakan cerminan dari Islamofobia yang dilembagakan. Ia juga mempertanyakan ucapan Gonzalez yang mengindikasikan bahwa acara Muslim bukan bagian dari identitas Jumilla.
“[Larangan ini] bertentangan dengan institusiSpanyol (yang melindungi kebebasan beragama),” kata El Ghaidouni, seperti dikutip Al Jazeera.
Miguel Moratinos, utusan khusus PBB untuk memerangi Islamofobia, juga mengaku terkejut dengan keputusan Dewan Kota Jumilla. Ia pun menyuarakan kekhawatiran mengenai meningkatnya retorika xenofobia dan sentimen Islamofobia di beberapa wilayah Spanyol.
“Keputusan tersebut melemahkan hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama (sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia),” ujarnya dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/8).
Ilustrasi. Pemerintah kota Jumilla, Spanyol, melarang sport center dipakai sebagai tempat kegiatan acara-acara keagamaan, termasuk acara Muslim. (AFP PHOTO/JUSTIN TALLIS)
“Kebijakan yang secara khusus atau tidak proporsional memengaruhi satu komunitas dapat mengancam kohesi sosial dan mengikis prinsip hidup bersama secara damai,” lanjutnya.
Gonzalez telah menegaskan bahwa larangan ini tidak ditujukan bagi kelompok agama tertentu, termasuk Muslim.
Larangan ini sendiri menetapkan bahwa sport center di Jumilla hanya boleh digunakan untuk kegiatan atletik atau acara yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Sport center dilarang dipakai untuk ‘kegiatan budaya, sosial, atau keagamaan yang tidak termasuk dalam lingkup Dewan Kota’.[]