BANDA ACEH — Penanews.co.id — Sebanyak 17 remaja dari empat gampong di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, dilantik sebagai kader setelah mengikuti program Pelatihan Edukator dan Konselor Sebaya TaKasi-SeRa, sebuah inisiatif penguatan kapasitas remaja dalam promosi kesehatan dan kesiapsiagaan bencana di tingkat komunitas.
Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya strategis membangun struktur kader remaja desa yang mampu memberikan edukasi dan konseling dasar kepada teman sebaya di lingkungan masing-masing. Para peserta berasal dari Gampong Asoe Nanggroe, Lambung, Ulee Lheue, dan Gampong Blang— daerah yang tidak hanya padat penduduk tetapi juga berada di kawasan pesisir yang rentan terhadap risiko bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Program ini diinisiasi oleh organisasi pemuda Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) bekerja sama dengan Puskesmas Meuraxa, dan berlangsung selama dua hari, pada 26–27 Juli 2025.
Remaja Desa: Pilar Masa Depan Kesehatan Komunitas
Kegiatan ini ini dibuka secara oleh Kepala Puskesmas Meuraxa, Zairina, SKM., M.Kes, dalam sambutannya ia menyebutkan keterlibatan remaja dalam edukasi kesehatan bukanlah hal baru, namun dalam konteks desa, peran tersebut masih sering dipinggirkan. Padahal, menurut data Dinas Kesehatan Aceh, angka kasus gizi tidak seimbang dan tekanan psikologis pada remaja mengalami peningkatan pascapandemi. Ditambah lagi, kawasan Meuraxa merupakan wilayah dengan histori bencana tsunami 2004, yang menjadikan aspek edukasi kesiapsiagaan sebagai kebutuhan mendesak.
“Remaja adalah ujung tombak perubahan. Ketika mereka dilibatkan secara aktif, transformasi sosial di desa bisa terjadi lebih cepat dan lebih tepat sasaran,” ujar Zairina, di Banda Aceh, Minggu (26/07/2025) dikutip dari Siaran Pers GEN-A, (28/05/2025)
Zairina menambahkan bahwa keberadaan kader muda sangat membantu upaya promosi kesehatan yang dilakukan Puskesmas, terutama dalam menjangkau kelompok sebaya yang lebih nyaman menerima informasi dari sesama remaja. Ia berharap model pelatihan TaKasi-SeRa ini bisa direplikasi ke gampong-gampong lain di Kota Banda Aceh.
Fokus pada Isu Kesehatan Remaja dan Ketangguhan Komunitas
Dalam kesempatan tersebut Direktur GEN-A, dr. Imam Maulana, menyebutkan Pelatihan TaKasi-SeRa (Teman Konselor dan Sahabat Edukasi Remaja) dirancang untuk menjawab tiga isu krusial yang dihadapi remaja saat ini: kesehatan mental, gizi remaja, serta kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Ketiganya merupakan tantangan nyata yang kerap dihadapi remaja, namun masih minim dijangkau oleh program edukatif yang berbasis komunitas secara berkelanjutan.
Menurut dr. Imam, pelatihan ini juga melatih keterampilan interpersonal seperti teknik konseling sebaya, edukasi partisipatif, hingga pertolongan pertama pada luka psikologis (P3LP).
“Kita tidak ingin anak-anak ini hanya menjadi penerima informasi, melainkan pelaku aktif yang mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan tanggap bencana secara mandiri, tepat, dan empatik kepada komunitasnya,” ujar dr. Imam
Program GEN-A sekaligus fasilitator utama dalam kegiatan ini.
Peserta pelatihan dibekali delapan modul tematik dengan pendekatan interaktif, mulai dari teori dasar, kerja kelompok kecil (Small Working Group), praktik edukasi langsung, hingga simulasi konseling. Proses pembelajaran dilakukan secara intensif mulai pukul 08.30 hingga 16.30 WIB selama dua hari penuh, dengan sesi evaluasi pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta, serta praktik konseling dan edukasi.
Modul Interdisipliner, Narasumber Profesional
Seluruh materi pelatihan disusun dan disampaikan oleh tim edukator GEN-A bersama praktisi kesehatan Puskesmas Meuraxa, dengan pendekatan lintas disiplin. Modul pelatihan dan fasilitator mencakup:
Modul 1: Pengenalan Peran Edukator dan Konselor Sebaya – dr. Imam Maulana
Modul 2: Gizi Remaja & Risiko Gizi Tidak Seimbang + Praktik Antropometri – Fithria, S.ST, TPG PKM Meuraxa
Modul 3: Kesehatan Remaja & Kesehatan Jiwa – Ns. Zafira Nabilah, S.Kep
Modul 4: Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) – dr. Imam Maulana
Modul 5: Teknik Konseling KAP-GATHER & Praktik Konseling – dr. Imam Maulana
Modul 6: Teknik Edukasi Partisipatif untuk Remaja – Farah Novilianti Irawan
Modul 7: Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami – Nauma Laila
Modul 8: Manajemen Organisasi & Penyusunan Rencana Aksi – Nabilla Maharani
Selain mendapatkan pelatihan, para kader juga diminta menyusun rencana kerja bulanan yang akan dijalankan secara mandiri di masing-masing gampong dengan pendampingan berkala dari tim GEN-A dan Puskesmas.
Menurut dr. Imam Maulana, pelatihan ini bukan sekadar kegiatan jangka pendek, tetapi bagian dari rencana jangka panjang GEN-A dalam membangun model community youth health leadership yang bisa direplikasi ke seluruh Aceh.
“Dengan dukungan lintas sektor, kami yakin gerakan ini bisa menjadi jawaban atas tantangan kesehatan remaja hari ini, terutama di daerah yang secara geografis dan sosial masih memiliki banyak keterbatasan,” tegasnya.
Dari Kesadaran Menuju Kepemimpinan
Salah seorang peserta sekaligus Ketua Kader Remaja TaKasi-SeRa, Siti Humaira Funna dari Gampong Ulee Lheue, menyampaikan antusiasmenya atas kesempatan tersebut.
Menurutnya, menjadi bagian dari kader bukan hanya soal menjadi ‘pemberi informasi’, melainkan bentuk tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan ketangguhan kampungnya.
“Kami ingin jadi teman sebaya yang bisa didengar dan dipercaya. Banyak teman yang malu curhat ke orang dewasa soal stres, gizi, atau bahkan trauma. Di sini kami belajar jadi pendengar yang baik, dan membantu dengan cara yang tepat,” ujar Funna dengan penuh semangat.
Funna juga berharap dukungan keberlanjutan terus didapatkan agar timnya dapat berkembang. “Kami berharap agar terus mendapatkan dukungan dari pihak Puskesmas dan GEN-A pengembangan diri kami kedepannya,” tambahnya.
Inovasi GEN-A untuk Indonesia Emas 2024
Taman Edukasi Kesehatan Remaja (TaKaSi–SeRa) merupakan inovasi unggulan dari GEN-A yang berfungsi sebagai pusat pembinaan dan edukasi kesehatan bagi remaja. Program ini menitikberatkan pada pengembangan kader edukator dan konselor sebaya di tingkat desa, dengan tujuan mendorong kemandirian masyarakat dalam menciptakan agen perubahan. Melalui inisiatif ini, diharapkan lahir generasi muda yang mampu menjadi pemimpin, pendamping, dan penggerak gaya hidup sehat di lingkungan mereka, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Harapan dan Keberlanjutan.
Di akhir pelatihan, ke 17 peserta dilantik secara simbolik sebagai kader resmi TaKasi-SeRa oleh Kepala Puskesmas Meuraxa. Mereka juga akan membentuk struktur organisasi remaja di tingkat kecamatan yang diharapkan dapat bersinergi dengan kegiatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).
Penulis:
Tim Publikasi dan Berita GEN-A