16 Bangunan Warga dan 1 Pesantren Rusak Diterpa Angin Kencang di Aceh Besar

banner 120x600

BANDA ACEH – Cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Besar selama dua hari berturut-turut, mulai Sabtu hingga Minggu siang. Akibatnya, sebanyak 17 bangunan mengalami kerusakan, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Aceh Ridwan Jamil, Besar, bencana hidrometeorologi ini terjadi dalam waktu singkat namun berdampak cukup luas.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

“Bencana hidrometeorologi tersebut berdampak cukup luas dan terjadi dalam waktu relatif singkat,” kata Ridwan Jamil disela-sela memimpin rapat memimpin rapat siaga darurat di Pos Induk Damkar Sibreh, , Minggu.

Menurutnya Kerusakan tersebar di beberapa titik, terutama pada bangunan warga. Dari total bangunan yang terdampak, 13 di antaranya merupakan rumah penduduk, disusul satu unit pesantren, satu toko, dan dua kafe.

Wilayah yang terdampak meliputi enam kecamatan, yaitu Darul Imarah, Mesjid Raya, Lhoong, Peukan Bada, Sukamakmur, dan Lhoknga.

“Sebagian besar kerusakan terjadi pada atap rumah yang terlepas akibat angin kencang. Selain itu, beberapa pohon tumbang juga menimpa bangunan dan mengganggu akses jalan,” kata Ridwan Jamil.

“Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Namun dari sisi kerusakan bangunan dan terganggunya aktivitas warga, ini perlu penanganan cepat. Terutama bagi rumah-rumah yang rusak pada bagian atap dan akses jalan yang tertutup akibat pohon tumbang,” katanya.

BPBD Aceh Besar juga telah menyiagakan seluruh personel dari 10 Pos Damkar yang tersebar di kabupaten tersebut.

Mereka juga bekerja sama dengan unsur TNI/Polri, Dinas Sosial, aparatur gampong, dan relawan setempat untuk penanganan dan pemulihan pascabencana.

“Begitu laporan masuk, tim gabungan langsung bergerak ke lapangan, baik untuk mengevakuasi pohon tumbang maupun memastikan keselamatan warga. Sinergi ini penting dalam mengurangi risiko dan mempercepat pemulihan,” kata Ridwan Jamil.

Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk membahas langkah lanjutan. Agenda penting dalam rapat itu meliputi distribusi logistik darurat, pembersihan puing-puing, serta pemulihan akses dan infrastruktur yang terdampak.

Kalaksa BPBD Aceh Besar juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem susulan, mengingat peringatan dini dari BMKG masih berlaku, khususnya bagi wilayah pesisir dan pegunungan.

“Kami minta masyarakat untuk terus waspada dan segera melaporkan jika menemukan potensi bahaya seperti pohon lapuk, kabel listrik yang terbuka, atau kerusakan bangunan yang membahayakan. Informasi ini sangat krusial agar kami bisa merespons cepat,” katanya.[]

Sumber Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *