Jokowi, dari Outsider hingga Trouble Maker

banner 120x600

SEJAK menapaki kakinya ke panggung politik kekuasaan, Jokowi memang tidak pernah sendiri, selalu dikelilingi oleh para desainer kekuasaan yang professional. Mengapa sosok model seperti Jokowi amat diminati oleh para disainer kekuasaan. Hal ini cukup beralasan, mengingat public mulai jenuh dengan wajah elite politik yang hedonism dan kerap melakukan flaxing politik. Sosok pemimpin yang merepresentasikan potret kelas bawah atau wong cilik, ternyata menjadi trend politik yang mendunia.

Jokowi tampil ke panggung politik, ternyata berbarengan dengan kemenangan Obama sebagai presiden AS. Keduanya diframing sebagai pemimpin yang mewakili kelas minoritas yang akan membawa harapan baru bagi pembangunan demokrasi yang pro rakyat. Tidak mengherankan jika Times memasang wajah Jokowi sebagai cover majalah, dengan judul “new hope”. Pembawaan jokowi yang dikemas sederhana adalah antitesa dari kebanyakan pejabat Indonesia yang amat elitis. Portofolio Jokowi telah menghipnotis semua kalangan di negeri ini, sebagai sosok pembaharu.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Satu periode kepemimpinan Jokowi telah terlewati, publik masih menunggu dengan penuh harap, karena Jokowi dengan sihirnya belum juga merubah nasib rakyat. Ternyata ketika rakyat terlelap oleh irama nina bobok Jokowi, tetapi Tuhan tidak pernah tidur. Mulailah babak baru Jokowi, dimana tangan Tuhan mulai ikut terlibat untuk membuka lembar demi lembar, tabir gelap Jokowi. Tidak ada satupun kekuatan dunia, termasuk para disainer kekuasaan, untuk menghambat sepak terjang Sang maha kuasa. Kosmetika politik kekuasaan mulai luntur dari wajah sang mantan Presiden RI tersebut, bahkan Jokowi telah ditelanjangi tanpa sehelai benang sebagai penutup aura. Kini jokowi yang telanjang, mudah terserang penyakit atau bahkan tak menutup kemungkinan bisa dicap sebagai orang gila.

Diawali dengan citra pemimpin yang pro rakyat, Jokowi mengakhiri kekuasaannya dengan citra pemimpin otoritarian personality. Dari tangannya telah lahir monster oligarki dan dinasti politik yang memporak porandakan pondasi demokrasi dan meluasnya enclave kemiskinan di Indonesia. Jokowi menjadi potret ironi seorang anak yang dilahirkan dari rahim reformasi, tapi menjadi besar sebagai malin kundang terhadap ibu pertiwi. 10 tahun kekuasaan sang malin kundang, tidak saja terampasnya warisan kekayaan ibu pertiwi, tetapi telah meninggalkan legacy budaya kebohongan dan penghianatan, merasuki kalangan pejabat negara dan sebagian lapisan masyarakat. Saat ini negara dalam bahaya, menghadapi terbelahnya bangsa ini.

Ramalan Jayabaya memberi sinyal dalam bentuk simbol-simbol, bahwa akhir dari kekuasaan jokowi, pertanda berakhirnya sengkarut jaman kolobendu. Pilpres 2014 menandai era baru kekuasaan negara, dibawah kepemimpinan presiden Prabowo. Tapi keraguan publik tidak dapat ditutupi, karena era baru kepemimpinan nasional, adalah buah karya sang maestro Jokowi, dengan memanfaatkan seluruh network kekuasaannya serta memainkan strategi politik sandera. Oleh sebab itu, ramalan Joyoboyo tentang jaman kolobendu belum berakhir. Jokowi dengan ambisi liar politiknya dan dipengaruhi oleh prilaku otoritarian personality serta kuatnya pengaruh kosmologi jawa yang mengedepankan superioritas, masih terasa mengontrol kekuasaan pemerintah baru presiden Prabowo.

Bayang-bayang Jokowi dalam wajah pemerintahan Prabowo, adalah realitas politik kekuasaan, yang akan mempertajam jurang relasi kekuasaan dengan rakyat. Sebagaimana ungkapan viral dari produk iklan “apapun makannya minumnya tetap teh botol”, begitulah target operasi garis dalam Jokowi “siapapun presidennya, penguasanya tetap Jokowi”. Strategi politik sandera adalah sebuah orchestra dengan dirigen Jokowi, terus melantunkan lagu “kejarlah daku kau kutangkap”. Hal ini menjadi sinyal bagi Prabowo, Jokowi hanya memberi dua pilihan, tetap menjadi tameng jokowi atau mati terhormat bersama rakyat. Untuk sebuah perubahan besar, kita harus berani melawan arus, karena hanya tinja, bangkai dan relawan Jokowi yang mengikuti arus.[]

Penulis : Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Intelijen)

==================

Isi artikel ini diluar tanggung jawab redaksi, sepenuhnya tanggung jawab penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *