JAKARTA — Pemerintah Arab Saudi berencana melakukan transformasi besar-besaran di kawasan Mina dengan mengganti tenda-tenda tradisional menjadi bangunan berlantai delapan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, usai mendampingi kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Negeri Kerajaan tersebut.
Menurut Menag, proyek pembangunan menara tinggi di Mina bertujuan untuk mengatasi masalah kepadatan jamaah haji yang kerap terjadi setiap musim. Selain itu, Arab Saudi juga akan menambah jalan layang guna meningkatkan kenyamanan dan kelancaran ibadah.
“Kami mendapat kabar bahwa Mina tak lagi menggunakan tenda, melainkan bangunan delapan lantai. Pembangunan jalan layang juga akan diperluas. Ini menjadi terobosan baru dalam layanan haji,” jelas Nasaruddin Umar dalam acara peluncuran SGIE Report 2024/2025 dan peringatan satu dekade Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Menurut Nasaruddin perbaikan infrastruktur dan layanan haji yang akan digarap oleh Pemerintah Arab Saudi difokuskan di Mina, dikarenakan selama ini Mina menjadi penyebab berbagai masalah pelaksanaan haji. Sedangkan fasilitas haji di Padang Arafah, Makkah tak bermasalah.
Ia menggambarkan Mina kerap menjadi perhatian pemerintah Arab Saudi karena penuh sesak sehingga para jemaah haji harus memakai tenda untuk menjalankan rangkaian ibadahnya. Oleh sebab itu, Nasaruddin mengatakan nantinya Kerajaan Saudi akan melakukan pembangunan di kawasan Mina.
“Ada rencana dalam waktu tidak lama, Mina yang menjadi hambatan itu nanti akan ditingkat menjadi 8 lantai, tidak lagi pakai tenda. Kemudian juga, Mina itu nanti akan ada jalan layang,” ungkap imam besar mesjid Istiqlal itu.
Di lain sisi, kawasan Ka’bah dan Masjidil Haram, atau Baitullah ia sebut akan diperluas oleh Pemerintah Arab Saudi. Gunung-gunung di sekitarnya akan dipangkas untuk memperluas kapasitas.
“Gunung-gunung itu dipangkas kemudian sampai ke Jabal Omar, di belakang itu mungkin ada satu kilo jaraknya antara kabah dengan dinding-dinding pagar Ka’bah,” paparnya.
Karena itu, ia meyakini ke depan daftar tunggu itu akan diperpendek dengan cara membuka sebanyak-banyaknya peluang untuk bisa menunaikan ibadah haji. “Kenapa? Karena fasilitas Arafah-nya tidak ada masalah, tapi yang masalah itu adalah Mina. Di Mina itu nanti akan dibangun,” tutur Nasruddin.
“Kemudian juga, Jamarat (tempat lempar jumrah) itu sudah ditingkat, mungkin nanti ditinggikan sampai 5 lantai. Kemudian juga, di Haram itu juga nanti masih akan ditambah Shafa-Marwah-nya sehingga dengan demikian jemaah haji dan umrah itu akan semakin banyak menampung jemaah pada masa itu,” tutur Nasaruddin.
Sementara in pemerintah Indonesia ingin membangun kampung Haji di Mekkah untuk tersedia perumahan yang lebih layak bagi jemaah.
Pemerintah Indonesia mengusulkan pembangunan perumahan khusus jemaah haji RI di Arab Saudi. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa wacana ini mendapat sinyal positif dari otoritas Saudi.
“Kita dengarkan bersama bahwa semua permintaan-permintaan Bapak Presiden kita itu dipenuhi oleh Saudi Arabia, antara lain adalah mengenai perumahan haji, nanti kita akan bicarakan, akan datang secara detailnya,” kata Nasaruddin di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (3/7).
Pada kesempatan yang sama dengan Menag, Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) M Irfan Yusuf, atau akrab disapa Gus Irfan, menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan membentuk tim khusus untuk mengkaji skema kerja sama yang memungkinkan antara Indonesia dan Arab Saudi terkait perumahan jemaah tersebut.
“Kampung Haji itu juga beliau akan membentuk tim untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan yang akan bisa dilakukan oleh pemerintah Saudi dan pemerintah Indonesia,” kata Gus Irfan.