Putra asal Matang Kuli Aceh Catat Sejarah di Gorontalo, Ekspor Perdana 52 Ton Santan ke Cina

banner 120x600

GORONTALO — Lima puluh dua ton santan kelapa mengalir dari Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa, Provinsi di Gorontalo menuju pasar China —sebuah pencapaian yang tak hanya membanggakan, tetapi juga mengubah hidup warga Botumoputi. Di balik gemerlap seremoni pelepasan ekspor perdana itu, tersimpan cerita tentang petani kelapa yang kini menjadi catatan sejarah baru melihat kelapa mereka bernilai lebih tinggi dan menjanjikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Momen bersejarah ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo, tetapi juga membuka pintu bagi peluang ekspor komoditas lokal ke pasar global.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Keberhasilan ini tidak lepas dari beroperasinya Pusat Logistik Berikat (PLB) yang dibangun oleh PT Trans Continent Gorontalo, sekaligus menjadi lokasi pelepasan ekspor perdana 52 ton santan kelapa ke Tiongkok pada Kamis (19/6/2025).

Mengutip Serambinews.com, Acara pelepasan ekspor dihadiri langsung oleh Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, didampingi Wakil Gubernur Idah Syaidah Rusli Habibie, jajaran Sekretaris Daerah, serta para kepala dinas terkait. Turut hadir perwakilan Badan Karantina dari Jakarta, Dr. Ir. Muhammad Adnan, MP., menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap langkah strategis ini.

Ekspor perdana ini menjadi bukti nyata kontribusi PT Trans Continent dalam mengoptimalkan potensi daerah, sekaligus mengukuhkan Gorontalo—tanah kelahiran tokoh-tokoh nasional seperti BJ Habibie, Rahmat Gobel, Sandiaga Uno, dan HB Jassin—sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia di kancah internasional.

Gubernur Gusnar Ismail dalam sambutannya mengungkapkan, perhatian pemerintah selama ini untuk ekspor hampir nol. Pemerintah daerah tak pernah terpikir untuk melakukan ekspor langsung dari Gorontalo. Karena komoditas ekspornya tidak berlabel Gorontalo. Tapi dicatatkan dari Surabaya. 

“Namun sejak kehadiran Pusat Logistik Berikat, dan Pak Ismail Rasyid dsngan Trans Continent, kami sadar ekspor juga bisa dan seharusnya dilakukan dari Gorontalo, seperti hari ini,” ungkap Gubernur.

Ia pun meminta seluruh jajarannya untuk mendukung gerakan ekspor ini secara maksimal. PLB yang dibangun Ismail Rasyid dengan bendera Trans Continent, memberikan banyak fasilitas dan kemudahan untuk kegiatan ekspor-impor.

Menurut Ismail Rasyid, PLB Gorontalo dibangun untuk meningkatkan efisiensi dan akses logistik.
“Kami berharap kawasan ini dapat menjadi pusat distribusi barang, baik untuk keperluan ekspor maupun impor,” ujarnya dalam sambutannya.

PLB Trans Continent Gorontalo berlokasi di kawasan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa, sekitar 1,5 km dari Bandara Gorontalo.

Bagi CEO Trans Continent, Ismail Rasyid, kegiatan ini bukan sekadar seremoni simbolik, melainkan bagian dari strategi jangka panjang.

“Mari kita berkolaborasi mewujudkan cita-cita ini. Potensi Gorontalo sangat besar—di bidang perkebunan, perikanan, peternakan, dan lainnya. Potensi inilah yang mendorong kami berinvestasi di sini,” tutur Ismail.

Guna mempercepat proses ekspor langsung (direct export) dan impor langsung (direct import) dari Gorontalo, PT Trans Continent juga membangun kantor yang dapat digunakan secara gratis oleh para mitra, lengkap dengan meja dan kursi.

“Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut dengan dukungan penuh dari Gubernur, para kepala dinas, perizinan, otoritas bandara, Syahbandar, dan pihak lainnya,” imbuh putra asal Matangkuli, Aceh Utara itu.

Di hadapan para tamu, Ismail—putra asal Matangkuli, Aceh Utara—memperkenalkan PT Trans Continent sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi multimoda, logistik, dan supply chain. Saat ini, Trans Continent memiliki 23 kantor cabang di Indonesia dan tiga cabang internasional, yaitu di Perth (Australia), Kuala Lumpur, dan Manila.

“Kami tidak datang hanya untuk lewat, tetapi untuk tumbuh bersama daerah ini,” tegas Ismail, yang juga tengah mengembangkan usaha penggemukan sapi dan produk turunan kelapa di Gorontalo.

Sejak hadir di Gorontalo pada November 2024, Trans Continent membawa semangat dan perubahan nyata bagi pengembangan sektor logistik daerah ini.

Komoditas santan kelapa yang diekspor kali ini diproduksi oleh PT Millenium Agroindo Selebes, perusahaan yang mengolah kelapa Gorontalo sebagai bahan baku industri pangan global. Namun, perjalanan dari kebun hingga ke pelabuhan bukanlah hal yang sederhana. Di sinilah peran Trans Continent menjadi sangat krusial.

Dengan infrastruktur, sistem manajemen logistik yang terintegrasi, dan pengalaman panjang, Trans Continent memfasilitasi seluruh proses ekspor—mulai dari penanganan barang (handling), dokumentasi, hingga pemenuhan standar karantina.

“Ekspor itu bukan sekadar punya produk, tapi bagaimana memastikan barang sampai ke tangan pembeli dengan kualitas dan waktu yang tepat. Itu tugas kami,” jelas Ismail.

Baginya, bisnis logistik bukan hanya soal untung dan rugi, tetapi juga kontribusi terhadap pemerataan ekonomi nasional. Ia percaya, daerah seperti Gorontalo memiliki potensi besar yang selama ini terkendala oleh akses dan infrastruktur logistik.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *