Menjijikkan Grup Facebook “Fantasi Sedarah” dengan 40.000 Pengikut, Rumah Sendiri jadi sarang Hantu bagi Anak

banner 120x600

BANDA ACEH — Media sosial dihebohkan digegerkan dengan terbongkarnya sebuah grup di Facebook bernama Fantasi Sedarah. Nama yang secara gamblang menggambarkan isi dan tujuannya, sebuah wadah para predator seksual dan pelaku pedofilia yang menjadikan anak-anak sebagai objek kekerasan seksual, bahkan menjadikan inses sebagai bahan fantasi dan candaan. 

Grup tersebut diduga memuat konten tidak pantas yang mengeksploitasi anak-anak dan menormalisasi hubungan sedarah (inses).

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Dalam grup itu, sejumlah akun—baik yang menggunakan nama asli maupun anonim—terlibat diskusi yang mengarah pada fantasi seksual terlarang. Beberapa anggota bahkan mengaku pernah melakukan hubungan inses dan membagikan pengalamannya secara terbuka.

Hingga kini, belum diketahui sejak kapan grup tersebut aktif.

Nama Grop Facebook “Fantasi Sedarah” kini telah berubah nama menjadi grup “suka suka” tulis akun Instagram itu.

Mengutip dari mojok.co, pakar psikolog anak dari Universitas Muhammdiyah (UM) Surabaya, Holy Ichda Wahyuni menyebut, keberadaan Grup Facebook Fantasi Sedarah merupakan realitas mengerikan.

Tidak hanya mencoreng nilai-nilai moral dan kemanusiaan, tapi juga menjadi sinyal rentannya keamanan bagi anak-anak. Mengingat, grup tersebut menjadi sarang para predator anak (pedofil).

Situasi tersebut membuat anak-anak sering kali hanya bisa bungkam saat menjadi korban dari orang terdekat sendiri. Sebab, tekanan dan ancamannya ada di depan mata: di rumah sendiri, begitu dekat.

“Saya merasa ini adalah darurat yang nyata dan sudah saatnya seseorang meninggalkan pola pikir lama bahwa isu seksual tabu untuk dibicarakan dalam keluarga,” tutur Holy.

Padahal, terang Holy, pendidikan seksual pada anak sejak dini justru berfokus pada pemahaman tubuh, privasi, batasan diri, serta mengenali bentuk-bentuk sentuhan yang tidak pantas.

“Anak perlu tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri, dan mereka berhak mengatakan tidak, bahkan kepada orang dewasa,” beber Holy.

“Anak harus merasa nyaman bercerita, tanpa takut dimarahi, direndahkan, atau tak dipercayai,” tutur Holy.

Orangtua pun harus peka terhadap gejal-gejala tidak biasa yang terjadi pada anak. Misalnya, jika anak menjadi korban kekerasan seksual, biasanya akan menunjukkan perubahan perilaku, seperti menjadi murung, mudah marah, takut bertemu orang tertentu, mengalami gangguan tidur, atau tiba-tiba menolak disentuh.

“Ini sangat menjijikkan. Karenanya saya minta Polisi dan Komdigi telusuri dan tindak para pengelola maupun anggota grup kotor tersebut,” ujar Sekretaris Fraksi Partai NasDem tersebut dalam keterangan resmi di kanal partai, Kamis (15/5/2025).

Sahroni mengatakan, jika grup Facebook Fantasi Sedarah tersebut tidak lekas ditindak, maka perbuatan menyimpang (hubungan sedarah) bisa menjadi marak.

“Kalau tidak kita hentikan dan sampai fantasinya jadi kenyataan, ini akan menyebabkan pidana kekerasan seksual yang luar biasa menghancurkan korban,” ucap Sahroni.

“Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian,” sambungnya.

Lebih lanjut, Sahroni mengimbau agar para pelaku inses tidak diberi ruang di media sosial (medsos) maupun di kehidupan sehari-hari. Seluruh celah interaksi mereka harus ditutup.

Dia meminta masyarakat langsung melapor ke pihak berwenang jika mendapati hal-hal menyimpang seperti itu.

Saat berita ini naik, Mojok mencoba menelusuri keberadaan grup Facebook yang dimaksud. Namun, grup tersebut sudah lenyap. Beberapa warganet yang memburu keberadaan grup meresahkan itu juga banyak yang mengaku kecele: kehilangan jejak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *