BANDA ACEH – Kapal keruk Raja Jeumpa I milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen senilai Rp7,6 miliar hingga kini masih terbengkalai di Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh. Kapal yang dibeli menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus) itu berpotensi menjadi besi rongsokan jika tidak segera ditangani.
Sangat disayangkan, kapal keruk yang semula dibeli untuk mengeruk muara yang dangkal dalam Kabupaten Bireuen ini seperti disengaja ditelantarkan jauh supaya tidak terlihat dari pandangan masyarakat Bireuen
Demisioner presiden mahasiswa Uniki Bireuen Muhammad Muttaqin, kepada beritamerdeka.net, Rabu 14 Mei 2025 mengatakan informasi yang dia baca di beberapa media online lokal sejak dibeli kapal keruk tersebut belum ada manfaat untuk masyarakat Bireuen.
Berdasarkan pemberitaan media lokal, kapal tersebut sempat dibahas dalam rapat paripurna DPRK Bireuen saat masa kepemimpinan Bupati Muzakkar A. Gani. Saat itu, diketahui kapal dalam kondisi rusak berat dan membutuhkan biaya sekitar Rp600 juta untuk penarikan dan perbaikan.
KK Raja Jeumpa Tersandar di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh
Semasa Bireuen dijabat Bupati Muzakkar A. Gani pernah dibahas dalam rapat paripurna dengan DPRK Bireuen, Kapal tersebut dalam keadaan rusak berat dan membutuhkan biaya Rp 600 juta untuk penarikan dan perbaikan.
Namun ada yang janggal dengan keberadaan kapal tersebut, diduga banyak alat alat kapal yang berada di kapal tersebut sudah hilang.
Kata Muhammad Muttaqin, ini harus menjadi atensi Aparat Penegak Hukum ( APH) Bireuen. Untuk Melakukan Pemeriksaan, pihaknya meminta kepada Pemkab Bireuen Agar Kapal Keruk Raja Jeumpa I terbengkalai dan terancam jadi besi rongsokan di pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh untuk bisa di pulangkan ke Bireuen. Kalau kapal keruk tidak bisa di perbaiki lagi di lelang, Agar menjadi Pemasukan Daerah Pemkab Birereun
Muhammad Muttaqin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam pengawasan Kapal Keruk Raja Jeumpa I milik Pemkab Bireuen yang dibeli seharga Rp 7,6 miliar, hingga kini masih dibiarkan terbengkalai dan terancam jadi besi rongsokan di pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh.[]
Sumber beritamerdeka.net