12 Guru ASN Aceh Tertangkap Razia Saat Jam Kerja

banner 120x600

BANDA ACEH – Sebanyak 12 guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Dinas Pendidikan Aceh terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Aceh. Mereka kedapatan sedang nongkrong di warung kopi pada jam dinas, Selasa (6/5/2025).

Selain guru, operasi penegakan disiplin ini juga mengamankan tujuh ASN lainnya. Rinciannya, satu ASN dan dua tenaga kontrak dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh, satu ASN dari Dinas Kesehatan Aceh, serta dua ASN dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banda Aceh.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Sehari sebelumnya pada, Senin, (5/05/2015) Satpol PP dan WH baru saja menertibkan 15 siswa yang kedapatan di warung kopi saat jam belajar berlangsung.

Kepala Satpol PP dan WH Aceh, Jalaluddin SH, MM, melalui Kepala Seksi Humas, Mohd Nanda Rahmana SSTP, MSi, menyatakan bahwa para pelanggar mengaku sedang dalam waktu istirahat. Namun, alasan tersebut dipertanyakan.

“Apakah jam istirahat guru pantas digunakan untuk duduk-duduk di warung kopi, sementara siswa mereka baru saja ditertibkan karena melakukan hal serupa? Di mana keteladanannya?” tegas Nanda.

Dalam proses penindakan, 12 ASN dibina langsung di lokasi. Sementara enam lainnya dibawa ke kantor Satpol PP untuk proses lanjutan. Mereka diminta menunjukkan KTP dan datang bersama atasan masing-masing untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi pelanggaran.

Razia ini merupakan bagian dari penegakan dua aturan penting, yakni Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 800/22476 Tahun 2012 tentang Pembinaan Disiplin dan Kinerja PNS serta Surat Edaran Nomor 440/7734 Tahun 2020 yang melarang ASN dan tenaga kontrak berada di warung kopi atau kafe saat jam kerja.

Patroli akan terus dilanjutkan. Satpol PP menegaskan, penegakan aturan tidak hanya menyasar siswa atau pegawai kecil, tetapi juga menyentuh kalangan pendidik  yang semestinya menjadi contoh.

“Kalau guru sudah tidak patuh aturan, jangan salahkan murid kalau ikut-ikutan. Disiplin harus dimulai dari atas,” tutup Nanda.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *