Labirin Berusia 20.000 Tahun dengan 3.000 Ruang Ditemukan Tersembunyi di Bawah Piramida Mesir

banner 120x600

Sebuah penemuan yang sangat penting telah muncul dari hamparan pasir Mesir , di mana sebuah labirin —tersembunyi di bawah sebuah piramida —dapat mengubah pemahaman kita tentang peradaban kuno secara drastis .

Mengutip dailygalaxy.com, Labirin ini, yang memiliki 3.000 kamar dan beberapa lorong , pernah dideskripsikan oleh para sejarawan kuno seperti  Herodotus .

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh
Sejarawan Kuno Berbicara tentang Labirin Besar

Selama berabad-abad, labirin tersembunyi di bawah piramida Hawara telah menarik perhatian. Herodotus , yang mengunjungi Mesir pada abad ke-5 SM, menulis tentang sebuah bangunan dengan 3.000 ruangan , baik di atas maupun di bawah tanah.

Ia menggambarkan labirin itu melampaui piramida dalam skala dan kompleksitas, meskipun ia hanya mampu melihat ruang atas, karena akses ke tingkat bawah tanah ditolak.

Catatannya yang sangat rinci menunjukkan bahwa labirin itu merupakan prestasi teknik yang luar biasa , dengan lorong-lorong yang memikat siapa saja yang melihatnya.

Meskipun ada deskripsi dari Herodotus, tidak ada bukti langsung mengenai kompleks bawah tanah tersebut yang ditemukan—sampai kemajuan teknologi terkini.

Peralatan canggih seperti pemindaian satelit dan radar penembus tanah kini digunakan untuk menyelidiki lokasi dan mengungkap apa yang mungkin ada di bawah permukaan.

Perkiraan geolokasi peta konduktivitas listrik yang dihitung dari survei VLF-EM di Google Earth.

Penemuan Modern Mengungkap Kembali Misteri

Pada tahun 2023, sebuah makalah penelitian berjudul “ Labirin , Raksasa , dan Danau ” menyajikan bukti yang mendukung keberadaan ruang bawah tanah di Hawara .

Penemuan ini selaras dengan deskripsi Herodotus yang menunjukkan bahwa labirin tersebut mungkin merupakan struktur yang jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti menggunakan radar dan pencitraan satelit untuk mendeteksi anomali bawah tanah, yang berpotensi mengungkap bagian labirin yang telah lama tersembunyi.

Meskipun penemuan ini menjanjikan, masih ada perdebatan dalam komunitas akademis mengenai validitasnya. Beberapa ahli menyatakan kehati-hatian, sementara yang lain berpendapat bahwa teknologi modern dapat memberikan bukti yang telah lama ditunggu-tunggu tentang keberadaan labirin tersebut.

Gambar komposit Sentinel VH-VV yang berpusat pada piramida Amenemhet III di Hawara.

Catatan Herodotus dan Upaya Arkeologi

Catatan langsung Herodotus telah lama menjadi sumber informasi utama tentang labirin. Dalam tulisannya, ia menggambarkan struktur tersebut memiliki ruang-ruang di atas dan di bawah permukaan.

Bagian bawah tanah, katanya, bahkan lebih menakjubkan, tetapi aksesnya terbatas. Ia lebih lanjut mencatat bahwa labirin itu ” lebih megah daripada piramida “. Arkeologi modern telah berjuang untuk memverifikasi deskripsi ini.

Pada abad ke-19, Sir Flinders Petrie menemukan apa yang ia yakini sebagai fondasi labirin, tetapi temuannya tidak meyakinkan karena keterbatasan sumber daya dan teknologi. Meskipun Petrie telah melakukan pengamatan, bukti pasti keberadaan labirin masih sulit ditemukan.

Citra Sentinel (kiri), dengan wilayah yang digambarkan (tengah), dan citra Google Earth yang terdaftar (kanan).

Teknologi Menyorot Struktur Kuno dengan Cahaya

Penggunaan radar berbasis ruang angkasa dan survei elektromagnetik terkini membantu mengungkap kebenaran. Teknologi canggih ini, yang tidak tersedia selama upaya arkeologi sebelumnya, telah memungkinkan untuk mendeteksi fitur bawah permukaan di bawah piramida di Hawara .

Temuan terbaru menunjukkan keberadaan struktur bawah tanah yang luas yang dapat selaras dengan deskripsi labirin yang ditulis Herodotus. Ekspedisi tahun 2008 yang menggunakan survei elektromagnetik menemukan fitur bawah tanah yang menyerupai dinding kuno, yang menunjukkan kemungkinan keberadaan kompleks kamar mayat atau bagian tersembunyi dari labirin.

Rekonstruksi 3D terkini di area tersebut menunjukkan adanya dua tingkat ruang bawah tanah di sekitar piramida Amenemhet III, yang semakin mendukung teori bahwa labirin itu nyata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *