Konflik Gajah Kembali Terjadi di Pedalaman Aceh Barat, BPBD Turunkan TIM

banner 120x600

MEULABOH Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat mengerahkan tim Wildlife Rescue Unit (WRU) ke Gampong Pungki, Kecamatan Sungai Mas, menyusul laporan interaksi gajah liar yang merusak tanaman kelapa sawit milik warga.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, T Ronald Nehdiansyah, mengatakan tim WRU telah berada di lokasi selama dua hari terakhir. Mereka juga bermalam di kawasan tersebut guna mencegah gajah memasuki permukiman penduduk.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

“Kejadiannya sudah beberapa hari, gajah turun merusak tanaman sawit. Tim WRU sudah turun dua hari ini ke lokasi, mereka juga malam di sana mengantisipasi jika gajah turun ke permukiman,” ujar T Ronald , Minggu (20/4/2025).

Dari hasil pemantauan di lapangan, tim menemukan daun muda kelapa sawit berserakan dan mulai mengering, serta jejak kaki dan kotoran gajah di sekitar lokasi kejadian.

Untuk memperkuat penanganan, BPBD Aceh Barat turut membawa seorang pawang gajah. T Ronald menegaskan, penanganan gajah liar tidak dapat dilakukan sembarangan dan memerlukan keterlibatan tenaga ahli.

T Ronald menyampaikan, bahwa tugas utama kehadiran tim WRU ke lokasi adalah menghindari terjadi interaksi gajah dengan manusia. Serta melakukan serangkaian upaya melakukan pengusiran/ menghalau gajah-gajah agar kembali ke hutan.

“Sampai siang ini, info tim di lokasi, kawanan gajah itu belum sempat turun ke permukiman, kita tentunya tidak berharap itu terjadi. Pawang gajah juga kita bawa, karena penanganan gajah itu bukan ‘makanan anggota BPBD’, harus melibatkan ahlinya,” ujar T Ronald.

Sepanjang tahun 2025, peristiwa itu baru pertama terjadi, sementara pada tahun 2024 kejadian interaksi gajah bisa dikatakan eskalasinya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Karena itu Pemkab Aceh Barat saat ini tengah mempersiapkan skema penanganan yang baik.[]

Sumber rri.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *