Terkait Tiga Mobil Polisi Dibakar di Depok, Kang Tebe Tantang Kapolda Metro Jaya: “Kalau Tak Berani Sikat Preman”, Mundur!

banner 120x600

JAKARTA — Aksi brutal massa di Kampung Baru, Harjamukti, Depok, yang membakar tiga mobil polisi saat aparat menjalankan tugas penangkapan, mendapat sorotan tajam dari Ketua Umum BPI KPNPA RI, Rahmad Sukendar. Ia mendesak Kapolda Metro Jaya agar tidak ragu bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan yang membahayakan institusi Polri.

Peristiwa terjadi Jumat (18/4/2025) dini hari, saat Tim Sat Reskrim Polres Metro Depok berupaya menangkap seorang ketua ormas yang diduga kuat melakukan penganiayaan dan menyimpan senjata api ilegal. Namun, upaya penegakan hukum itu justru berujung ricuh. Massa melakukan perlawanan hingga membakar tiga kendaraan dinas milik kepolisian.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Rahmad Sukendar

Rahmad mengecam keras aksi pembakaran tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk nyata perlawanan terhadap hukum dan negara.

“Apa yang terjadi di Depok bukan kriminal biasa. Ini adalah bentuk nyata perlawanan terhadap hukum. Jika negara kalah oleh premanisme, maka kehormatan institusi Polri sedang dipertaruhkan,” tegasnya, dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (19/04/),

Rahmad menantang Kapolda Metro Jaya untuk menunjukkan keberanian dan komitmennya dalam melawan kelompok-kelompok yang kerap mengedepankan kekerasan. Ia menyebut, jika tidak mampu bertindak, maka lebih baik mundur dari jabatan.

“Saya mendesak Kapolda Metro Jaya segera tangkap semua pelaku, termasuk aktor intelektual di balik serangan terhadap aparat. Kalau tidak mampu, lebih baik mundur! Ini soal marwah institusi,” kata pria yang akrab di sapa Kang Tebe tegas.

Lebih lanjut, ia meminta pemerintah mengevaluasi ormas-ormas yang kerap terlibat dalam tindakan anarkis dan menebar ketakutan di masyarakat. Negara, tegasnya, tidak boleh kalah oleh massa yang mengatasnamakan organisasi tetapi menjalankan aksi brutal.

“Jangan sampai hukum hanya tegas kepada rakyat kecil, tapi tumpul ketika berhadapan dengan kelompok tertentu. Rakyat butuh kepastian hukum, bukan ketakutan akibat premanisme berseragam ormas,” ujarnya.

Rahmad juga menekankan bahwa pembiaran terhadap kekerasan hanya akan memperburuk kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.

“Hari ini yang diserang polisi, besok bisa masyarakat sipil. Jika ini tidak segera diselesaikan secara hukum, maka akan menjadi preseden buruk di masa depan,” tutupnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *