BANDA ACEH – Sebanyak 150 mubaligh terkemuka se-Aceh menghadiri Rapat Kerja dan Pelantikan Pengurus Ittihadul Muballighin Nanggroe Aceh Darussalam (IMNAD), dengan mengusung tema “Mubaligh Aceh: Pilar Dakwah dan Moral Bangsa”. Acara ini digelar di Aula Dinas Syari’at Islam Provinsi Aceh, Rabu (09/04/2024)
Kegiatan tersebut diawali dengan seminar dakwah menghadirkan narasumber terkemuka seperti Ketua MPU Aceh Tgk. H. Faisal Ali (Lem Faisal), pengurus HUDA Dr. Tgk. Rizwan H. Ali, MA, dan mubaligh senior Tgk. H. Muhammad Yunus.
Dr. Tgk. Rizwan H. Ali, MA dari Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), menyoroti perlunya kolaborasi antarlembaga keagamaan untuk membentengi generasi muda dari degradasi moral.
Sementara mubaligh senior Tgk. H. Muhammad Yunus mengingatkan agar para dai tetap menjadi teladan integritas di masyarakat.
Acara ini menjadi momentum penting dalam konsolidasi dakwah menghadapi tantangan era kontemporer yang ditandai oleh arus globalisasi, disrupsi teknologi informasi, serta krisis moral di kalangan generasi muda.
Ketua Panitia Tgk. Qamaruzzaman menyebut kegiatan berlangsung dari siang hingga malam. Rapat kerja juga membahas pembentukan kepengurusan IMNAD di tingkat kabupaten/kota serta penyempurnaan struktur pusat.
Puncak acara dijadwalkan malam hari dengan pengukuhan pengurus IMNAD serta tausiah penutup dari ulama karismatik Abu Paya Pasi (Tgk. H. Muhammad Ali), yang diharapkan memberikan suntikan spiritual dan motivasi dakwah bagi seluruh peserta.
Ketua IMNAD Tgk. H. Muniruddin Kiran atau akrab disapa Waled Kiran mengatakan, Aceh sebagai Serambi Makkah memiliki tradisi dakwah yang kokoh. Namun, pendekatan dakwah harus disesuaikan dengan tantangan zaman.
“Mubaligh kini bukan hanya penyampai ceramah, tapi harus menjadi penjaga nilai, pemandu moral, dan agen perubahan sosial. Kita butuh strategi dakwah yang terstruktur, ilmiah, dan menyentuh akar persoalan umat,” kata Waled Kiran dalam keterangannya, Selasa (8/4).
Melalui IMNAD, lanjutnya, para mubaligh memiliki wadah resmi untuk bersinergi dan menyatukan langkah membangun dakwah berkarakter.
“Ini bukan sekadar pelantikan organisasi, tapi konsolidasi gerakan dakwah Aceh ke depan. Kita ingin memperkuat jaringan antarwilayah, meningkatkan kapasitas pendakwah, dan membangun sinergi dengan lembaga keislaman lainnya,” pungkas Waled Kiran[]
Sumber ruangberita.co