JAKARTA: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengirimkan sebanyak 12 ton bantuan logistik untuk membantu korban gempa di Myanmar, Senin (31/3/2025). Bantuan tersebut dikirim menggunakan pesawat Hercules.
Ke-12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat. “Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, makanan, selimut, kemudian obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis,” kata Wamenhan Donny Ermawan, Senin (31/3/2025).
Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan Taufanto memimpin Apel Kesiagaan Satgas Kemanusiaan ke Myanmar, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin (31/03/25).
Dalam amanat, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi di Myanmar telah mengakibatkan banyak korban dan memberikan dampak yang besar. Sebagai bentuk solidaritas dan tanggung jawab, pemerintah Indonesia atas arahan Presiden RI, turut memberikan bantuan kepada masyarakat Myanmar.
Wamenhan juga menegaskan bahwa keterlibatan prajurit TNI, petugas BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, dan Baznas dalam operasi militer selain perang untuk penanggulangan bencana merupakan sebuah kehormatan. Wamenhan juga turut mengapresiasi dedikasi seluruh personel yang tetap menjalankan tugas negara di tengah cuti Lebaran dan menekankan pentingnya menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya demi keberhasilan misi kemanusiaan.
Ia menjelaskan, pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Myanmar ini dilakukan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto. Donny mengatakan, nantinya bantuan tersebut akan dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh.
Setelah dari Lanud Sultan Iskandar Muda, bantuan tersebut akan langsung diantar TNI AU ke Bandara Naypyidaw, Myanmar. Tidak hanya bantuan, TNI juga menerjunkan 39 pasukan yang terdiri atas pilot Hercules, Korps Marinir, Kopassus, Kopasgat, dan Kostrad.
Personel tersebut dikirim untuk melakukan misi kemanusiaan. Seperti memberikan penanganan medis kepada korban gempa, pembentukan posko-posko pengungsian hingga melakukan pencarian korban yang masih hilang.
“Mereka juga akan menjadi tim advance yang akan melakukan pertolongan pertama untuk para korban,” kata Donny. Ia menambahkan para personel tersebut akan bertugas di Myanmar hingga waktu yang belum ditentukan.
Donny lantas memastikan para personel tersebut akan bertugas dengan maksimal. Ini demi menyukseskan misi perdamaian di Myanmar.[]