Program Penyuluhan Agama Akan Dilakukan Berbasis Keluarga, ada apa?

banner 120x600

BANDUNG — Kementerian Agama (Kemenag) melakukan penyesuaian strategi program kepenyuluhan. Ke depan, program ini akan difokuskan dengan pendekatan berbasis keluarga. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas layanan penyuluhan serta memberi dampak yang lebih terukur bagi masyarakat.

“Pendekatan ini berangkat dari fakta bahwa entitas terkecil dalam masyarakat adalah keluarga. Dengan menjadikannya sebagai lokus utama, hasil penyuluhan akan lebih konkret dan dapat diukur,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, dalam Pembinaan, Evaluasi Kinerja, dan Serap Aspirasi Penyuluh Agama Islam Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, dikutip kemenag.go.id, Jumat (14/3/2025).

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Pendekatan ini juga selaras dengan program Bimbingan Keluarga Maslahat di Kantor Urusan Agama (KUA), yang memberikan pembinaan dalam berbagai aspek, mulai dari keagamaan hingga sosial.

“Penyuluh nantinya akan membina sejumlah keluarga dengan pendekatan yang lebih intensif. Dengan begitu, hasilnya akan lebih nyata dan bisa dikalkulasi dengan baik,” jelas Zayadi.

Ke depan, 12 bidang penyuluhan juga akan lebih difokuskan pada keluarga, termasuk bimbingan baca tulis Al-Qur’an, penyuluhan perkawinan, hingga penguatan ekonomi berbasis keluarga.

“Selama ini penyuluh sudah bekerja keras di lapangan, tetapi kita butuh data yang jelas untuk menunjukkan dampaknya. Semua upaya yang sudah dilakukan harus bisa dibuktikan dengan angka,” tegasnya.

Selain meningkatkan akurasi data, strategi ini juga berimplikasi pada penganggaran program kepenyuluhan. Dengan data kuantitatif yang lebih jelas, advokasi anggaran diharapkan semakin kuat.

“Kejelasan data akan memperkuat argumentasi dalam mengusulkan peningkatan fasilitas dan pendanaan program keagamaan,” tambahnya.

Zayadi berharap, pendekatan ini dapat memperkuat ketahanan sosial dan keagamaan masyarakat. Dengan pendampingan berbasis keluarga, penyuluhan tidak hanya bersifat informatif tetapi juga mampu menciptakan perubahan sosial yang lebih mendalam.

“Fokus pada keluarga akan memberikan efek jangka panjang yang lebih signifikan dibandingkan penyuluhan berbasis komunitas,” pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *