Jelang Meugang Puasa, Ribuan Ternak Sapi di Aceh Diserang PMK, 29 Mati

banner 120x600

BANDA ACEH — Jelang datangnya hari meugang puasa Ramadhan 1446 H, penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ribuan ternak sapi di Aceh. Biasanya, menjelang meugang, permintaan daging sapi meningkat lebih dari 100 persen.

Namun, Menurut informasi yang beredar, sekitar 2.776 ekor ternak sapi di daerah tersebut terdampak PMK, dengan 29 ekor di antaranya dilaporkan mati. Hingga saat ini, belum ada keterangan rinci mengenai kematian puluhan ternak tersebut.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ribuan ternak sapi di Aceh persis menjelang tibanya hari meugang puasa Ramadhan 1446 H. Saat itu, biasanya, terjadi peningkatan kebutuhan daging sapi lebih dari 100 persen.Menurut informasi yang beredar, sebanyak 2.776 ekor ternak di daerah ini diserang penyakit yang mematikan tersebut, 29 ekor di antaranya mati. Belum diperoleh keterangan rinci terkait puluhan ternak mati tersebut.

Kepala Dinas Peternakan (Kadissnak) Aceh, Zalsufran, mengakui, PMK sedang melanda daerahnya. “Peternak perlu waspada dan segera melapor untuk mendapatkan vaksin,” ujarnya dikutip, Selasa (14/1/2025).

Zalsufran menjelaskan, dari 2.776 ternak yang diserang PMK, sebanyak 532 ekor sudah sembuh setelah mendapatkan pengobatan. Sayangnya, tidak diperoleh keterangan rinci sebaran penyakit tersebut.

Pj Gubernur Safrizal ZA ketika meninjau kegiatan vaksinasi sapi (foto: Ist)

Guna mengantisipasi serangan PMK agar tidak semakin meluas, Dinas Peternakan melancarkan vaksinasi dengan langsung mendatangi kandang ternak. Tindakan itu, disebutnya, sebagai upaya mencegah agar sebaran penyakit tidak semakin meluas.

Kadisnak menambahkan, untuk melakukan upaya penyelamatan ternak pihaknya menurunkan sejumlah petugas vaksinasi ke lapangan. “Kita sudah tangani 193 ekor dan menghabiskan sekitar 1000 vaksin,” tambahnya.

Imbauan Pj Gubernur 

Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menghimbau para peternak di Aceh untuk mewaspadai wabah PMK. Karena itu, pejabat Kemendagri ini mengingatkan pentingnya langkah proaktif dalam memantau kesehatan ternak dan melakukan pencegahan dini.

Ia juga menghimbau peternak agar segera melapor kepada petugas jika ternaknya terindikasi terjangkit PMK. Sehingga, penyakit tidak menyebar luas.

Imbauan tersebut disampaikan Safrizal saat meninjau proses vaksinasi ternak yang digelar Dinas Peternakan Aceh di kandang sapi milik warga di Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Kamis 9 Januari 2025. Sapi-sapi yang telah terkena PMK, dimintanya, agar direlokasi.

Safrizal juga meminta pihak terkait agar memperketat pengawasan di perbatasan Aceh guna mencegah masuknya ternak yang terindikasi terjangkit PMK dari luar Aceh. “Kewaspadaan ini harus melibatkan seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, peternak, dan masyarakat,” ujarnya.

Tentang PMK

Melansir berbagai sumber, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah dan sangat berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh virus Aphthovirus ini menyerang semua hewan berkuku belah, seperti sapi, domba, kambing, unta, rusa dan babi. PMK tidak memengaruhi kuda, zebra, anjing, dan kucing.

Perlu diingat, penyakit mulut dan kuku adalah penyakit hewan dan merupakan penyakit yang berbeda dari penyakit tangan, kaki dan mulut yang umum terjadi pada anak kecil. Meskipun bukanlah ancaman pada kesehatan masyarakat atau keamanan pangan, PMK menjadi perhatian banyak negara di dunia karena bisa menyebar dengan cepat dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. 

Pasalnya, penyakit ini bisa sangat melemahkan hewan yang akhirnya akan mengakibatkan hilangnya produksi daging dan susu. Pada hewan muda, PMK bisa berakibat fatal. Itulah mengapa PMK menjadi salah satu penyakit hewan yang paling ditakuti pemilik ternak.

PMK disebabkan oleh virus bernama Aphthovirus yang sangat menular. Virus tersebut bisa menyebar melalui cairan dari lepuh dan oleh air liur hewan yang terinfeksi. Hewan bisa terinfeksi bila melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi, bagian hewan yang terkontaminasi atau benda yang terkontaminasi seperti peralatan peternakan. 

Virus PMK bisa bertahan dalam pakan, air dan di permukaan hingga satu bulan, tergantung pada suhu dan kondisi tanah. Virus tersebut juga bisa bertahan dalam jaringan hidup dan dalam napas, air liur, urin, dan ekskresi lain dari hewan yang terinfeksi.  

Dalam kondisi tertentu, angin juga bisa menyebarkan virus. Inseminasi buatan dan biologis yang terkontaminasi, seperti hormon atau vaksin, juga bisa menyebabkan penyebaran virus. Hewan yang tidak sakit karena virus, seperti anjing dan kuda, bisa bersentuhan dengan virus dan membawanya ke hewan yang rentan atau mencemari fasilitas atau peralatan ternak. Orang yang memakai pakaian atau alas kaki yang terkontaminasi atau yang menggunakan peralatan yang terkontaminasi juga bisa menularkan virus ke hewan lain.

Ada 7 jenis yang diketahui (A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1) dan lebih dari 60 subtipe virus PMK. Kekebalan terhadap satu jenis tidak melindungi hewan terhadap jenis atau subtipe lain.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *