Bendungan waduk Kereuto di Aceh Utara dan Bendungan Rukoh di Pidie Siap Diresmikan pada Awal 2025

banner 120x600

JAKARTA – Bendungan Waduk Kereuto di Kabupaten Aceh Utara dan bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie bersama empat proyek bendungan lainnya yang tersebar di lima provinsi di seluruh Indonesia akan diresmikan pada awal 2025. Peresmian ini bagian dari upaya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mendukung program swasembada pangan dan air.

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Bendungan-bendungan ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur sumber daya air (SDA) untuk mencapai tujuan swasembada pangan di Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa bendungan memiliki peran krusial dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada pangan.

Dody menjelaskan bahwa infrastruktur sumber daya air, mulai dari bendungan hingga irigasi primer, sekunder, dan tersier, sangat penting dalam mendukung produksi pangan, terutama untuk sektor pertanian.

“Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mendukung sasaran swasembada pangan, dan oleh karena itu terus kita lanjutkan,” ungkap Dody dalam keterangan tertulis yang dilansir detikFinance, Kamis (9/1/2025).

Adapun enam bendungan yang siap diresmikan di awal 2025 ini meliputi Bendungan Rukoh dan Keureuto di Aceh. Lalu, Bendungan Jlantah di Jawa Tengah, Bendungan Sidan di Bali, Bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur, dan Bendungan Meninting di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Berikut daftar 6 bendungan yang siap diresmikan di awal 2025:

1. Bendungan Keureuto

Bendungan Keureuto terletak di Kabupaten Aceh Utara, memiliki kapasitas tampung 216 juta m³. Bendungan ini dirancang untuk mengairi 9.455 Ha lahan irigasi, menyuplai air baku 0,5 m³/detik untuk 5 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, dan menghasilkan listrik 6,34 MW.

2. Bendungan Rukoh
Bendungan Rukoh terletak di Kabupaten Pidie, Aceh, memiliki kapasitas tampung 128 juta m³. Bendungan ini akan mengairi area irigasi seluas 11.950 ha dengan pola tanam padi-padi-palawija dan intensitas tanam 300%, serta mengurangi potensi banjir hingga 89,62% serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 140 MW.

Selain itu, bendungan ini juga menyediakan air baku sebesar 0,90 m³/detik. Pembangunan Bendungan Rukoh telah dilaksanakan pada 2018-2024 dengan biaya APBN Rp 1,7 triliun.

Selain itu, bendungan ini juga mampu mereduksi banjir hingga 30% di Kabupaten Aceh Utara meliputi Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Lhoksukon dan kecamatan Tanah Luas. Pembangunan dilaksanakan dalam kurun waktu 2016-2024 dengan biaya APBN Rp 2,73 triliun.

3. Bendungan Jlantah
Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m³. Bendungan ini memiliki manfaat untuk irigasi seluas 1.494 ha, reduksi banjir 87 ha, air baku 0,1 m³/detik dan potensi listrik 0,6 MW. Pembangunan bendungan ini dilaksanakan pada 2019-2024 dengan anggaran Rp 1,02 triliun.

4. Bendungan Sidan
Di Bali, ada Bendungan Sidan yang memiliki kapasitas tampung 5,76 Juta m³ siap diresmikan. Bendungan ini memiliki manfaat untuk air baku 1,75 m³/detik dan potensi listrik tenaga mikrohidro sebesar 0,65 MW. Bendungan ini dibangun pada 2018-2024 dengan anggaran Rp1,8 triliun.

5. Bendungan Marangkayu
Kemudian Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki kapasitas tampung 12,3 juta m³. Bendungan ini memiliki manfaat untuk irigasi 1.500 ha, air baku 0,45 m³/detik dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 135 kWh. Bendungan ini dibangun pada 2023-2024 dengan anggaran Rp 191,26 miliar.

6. Bendungan Meninting
Bendungan keenam yang siap diresmikan yakni Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat NTB, yang memiliki kapasitas tampung 12 juta m³. Bendungan ini memiliki manfaat irigasi 1.559 ha, air baku 0,15 m³/detik dan potensi listrik 0,8 MW. Bendungan ini dibangun pada 2019-2024 dengan anggaran Rp 1,4 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *