GoAtjeh.com, Banda Aceh — Dalam hiruk-pikuk pemilu, pemilih sering kali terjebak dalam isu-isu yang beredar, mengabaikan aspek krusial dalam menentukan pilihan mereka: rekam jejak kandidat. Fenomena ini menciptakan tantangan tersendiri bagi pemilih yang ingin memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas.
Dr. Usman Lamreung, seorang akademisi dari Universitas Abulyatama, menekankan pentingnya mengenal calon kepala daerah secara mendalam, bukan hanya berdasarkan isu-isu viral yang banyak dibicarakan di media sosial. Menurutnya, kemampuan membangun, latar belakang keterlibatan dalam korupsi, harus menjadi fokus utama dalam memilih pemimpin.
“Penelusuran rekam jejak calon kepala daerah sangat penting. Kunci kebaikan daerah lima tahun ke depan sangat ditentukan oleh kecakapan pemilih dalam mempelajari kandidat kepala daerah yang ada lewat penelusuran rekam jejak.” ujarnya pada media ini Selasa (24/09/2024).
Proses penelusuran rekam jejak seringkali terganggu oleh strategi tim pemenangan kandidat yang menyebarkan isu-isu tertentu secara masif. Usman menjelaskan, isu-isu ini biasanya didorong oleh kekuatan buzzer di media sosial yang bertujuan mengalihkan perhatian pemilih dari fakta-fakta substansial.
“Taktik menyebar isu dan membuatnya viral memang cukup efektif untuk mengalihkan perhatian pemilih. Sebab, pada dasarnya publik kita masih senang dengan kabar viral,” sebutnya.
Ia juga menyoroti bahwa sering kali, kubu kandidat yang aktif memproduksi isu negatif terhadap lawan mereka memiliki hubungan langsung dengan berita rekam jejak yang dipublikasikan. Fenomena ini menciptakan kondisi di mana pemilih lebih tertarik pada isu yang sensasional.
“Contoh nyata adalah ketika berita tentang masalah kecil, seperti wastafel, muncul, segera ada isu lain yang diproduksi untuk mengalihkan perhatian. Ini membuat pemilih yang kurang kritis lebih memilih mengikuti isu ketimbang mendalami rekam jejak,” tambah Usman.
Hal ini mengarah pada strategi yang cerdik, di mana kelemahan kandidat lain dieksploitasi secara berlebihan, meskipun kelemahan tersebut bersifat manusiawi. Usman menekankan bahwa yang lebih berbahaya adalah mengabaikan rekam jejak kejahatan keuangan yang bisa merugikan publik.
“Siapa yang lebih bahaya kelemahan kandidat dalam berpidato dengan kandidat yang punya rekam jejak kejahatan keuangan?” tanyanya memberi bandingan dan mengajak pemilih untuk berpikir lebih kritis tentang apa yang sebenarnya penting dalam memilih pemimpin.
Usman mengajak publik untuk tidak terjebak dalam isu-isu viral yang mengalihkan perhatian. Pemilih perlu memiliki kesadaran untuk menilai reputasi dan integritas calon kepala daerah. Ini adalah langkah penting dalam menentukan masa depan daerah.
Dengan memahami dan mendalami rekam jejak kandidat, pemilih dapat memastikan bahwa mereka memilih pemimpin yang benar-benar dapat membawa perubahan positif. Kesadaran ini menjadi kunci bagi masyarakat untuk tidak hanya menjadi konsumen berita, tetapi juga pemilih yang cerdas dan kritis.[]