GoAtjeh.com, BERLIN — Seorang anak warga negara Irak berusia 18 tahun ditahan di Wina sehubungan dengan penyelidikan dugaan rencana penyerangan konser Taylor Swift di ibu kota Austria, kata menteri dalam negeri Austria pada Jumat (09/08/2024).
Tersangka asal Irak bersumpah itu setia kepada kelompok jihad Negara Islam (ISIS) pada 6 Agustus, namun masih belum jelas apakah dia memiliki hubungan langsung dengan rencana serangan tersebut, kata Karner, dilansir Reuters
Warga Irak tersebut berasal dari kalangan yang sama dengan tersangka utama, seorang warga Austria berusia 19 tahun yang berasal dari Makedonia Utara, kata Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner.
Karner melanjutkan, tersangka utama, yang juga telah bersumpah setia kepada ISIS, merencanakan serangan mematikan di antara sekitar 20.000 penggemar “Swiftie” yang berkumpul di luar Stadion Ernst Happel di Wina, sehingga menyebabkan pembatalan ketiga pertunjukan tersebut karena masalah keamanan.
Remaja berusia 19 tahun, yang berhenti dari pekerjaannya kurang dari dua minggu sebelum rencana penyerangan, mengatakan bahwa dia “punya rencana besar”, telah membuat pengakuan penuh di dalam tahanan, menurut pihak berwenang.
Lebih banyak tersangka akan diinterogasi dan properti digeledah seiring penyelidik terus menyelidiki rencana tersebut, tambahnya.
Dua pemuda Austria lainnya berusia 17 dan 15 tahun ditahan pada hari Rabu atas dugaan rencana tersebut.
Remaja berusia 17 tahun, yang telah diberi pekerjaan di sebuah perusahaan yang menyediakan layanan di stadion, sejauh ini menolak memberikan bukti, menurut Karner.
Anak laki-laki tersebut, yang juga tampaknya telah diradikalisasi, sudah diketahui pihak berwenang.
Remaja berusia 15 tahun itu terus diinterogasi secara intensif oleh polisi, tambah Karner.
Pihak berwenang Austria dilaporkan telah menerima informasi tentang ancaman konser Swift dari intelijen AS, karena undang-undang Austria tidak mengizinkan pemantauan aplikasi pesan instan, yang digunakan para tersangka untuk berkomunikasi.
Swift, yang dijadwalkan tampil berikutnya di London minggu depan, belum mengomentari pembatalan konser tersebut.
Polisi Inggris mengatakan tidak ada indikasi bahwa plot di Wina akan berdampak pada pertunjukan di London.[]