Aceh  

Nilam Aceh : Dari Minyak  ke Kosmetik 

banner 120x600

 

GoAtjeh.com, Banda Aceh –  Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh), Yudi Noviandi, menghadiri dan sebagai nara sumber kegiatan Pendampingan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pengolahan Nilam Kabupaten Aceh Besar, di ruang pertemuan Hotel Kuala Raja Banda Aceh, Senin (05/08/2024)

Go Atjeh Go Atjeh Go Atjeh

Kegiatan ini mendukung program Kementerian Perindustrian direktorat Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Pangan Bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Aceh Besar.

15 pelaku usaha dan fasilitator pendampingan pengolahan nilam turut hadir dalam kegiatan ini.

Nilam, tanaman penghasil minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi, banyak dimanfaatkan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, dan berbagai industri lainnya.

Aceh merupakan salah satu sentra penghasil minyak nilam, selain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan beberapa daerah di Jawa. Minyak nilam Aceh, dengan karakteristik uniknya, telah diekspor hingga ke Grasse, Perancis, yang merupakan Kota Kembar Banda Aceh sejak tahun 2020.

Dalam penyampaiannya sebagai nara sumber, Kepala BBPOM Yudi Noviandi memberikan materi terkait Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Ia menjelaskan bahwa saat ini belum banyak produsen di Indonesia yang mampu menghasilkan berbagai produk turunan dari minyak atsiri ini. Oleh karena itu, BPOM Aceh hadir untuk mendukung pengembangan dan produk turunan minyak nilam guna menambah nilai produk.

“Dukungan yang kami berikan berupa pendampingan kepada pelaku usaha minyak nilam Aceh agar dapat membuat produk-produk kosmetik yang memenuhi standar CPKB serta memperoleh izin edar produk sehingga mampu bersaing di pasar nasional dan internasional,” ujar Yudi.

Diharapkan melalui kegiatan ini, jumlah pelaku usaha minyak nilam Aceh dapat bertambah. Mereka tidak hanya mampu memproduksi minyak nilam secara mandiri, tetapi juga mampu menghasilkan produk turunannya, sehingga produk tersebut memiliki nilai lebih tinggi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas UMKM di Aceh.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *